JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi XI DPR meminta Bank Indonesia memberi perhatian serius terhadap masalah inflasi yang dinilai tak pernah ditangani dengan instrumen yang memadai. Beberapa bulan terakhir, laju inflasi memukul daya beli masyarakat dan secara struktural berdampak pada kondisi ekonomi nasional.
"Padahal inflasi punya dampak yang luar biasa pada sistem ekonomi. BI rate tidak bisa turun kalau inflasi masih tinggi. Kredit bank tidak bisa turun kalau BI rate masih tinggi. Cost of fund kita buat sektor riil jadi mahal," kata anggota Komisi XI DPR RI, M Misbakhun, dalam rapat dengan Gubernur BI, Kementerian Keuangan, Bappenas, dan BPS, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (8/6/2015).
Menurut Misbakhun, manajemen pengendalian inflasi yang dilakukan oleh BI sebagai penanggung jawab dan pejaga stabilitas inflasi masih sangat amatir. Misbakhun mengaku sudah berkunjung ke berbagai daerah yang memiliki Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Namun, keberadaan TPID saja dianggapnya tidak cukup dan inflasi tetap terjadi akibat dalamnya masalah ekonomi. Kerap ditemukan juga tak ada kebijakan yang disiapkan selepas adanya kebijakan tertentu yang bisa memicu inflasi seperti kenaikan harga BBM.
"Yang seperti ini kan dampaknya bisa kita prediksi. Tapi karena cara menangani amatiran dan belum serius, akibatnya makin sulit," kata dia.
Padahal, lanjut politisi Golkar ini, BI memiliki instrumen besar yang bisa digunakan dalam bentuk cadangan dan surplus. BI seharusnya bisa menggunakan instrumen itu semisal dalam operasi pasar.
"Jangan lah cadangan hanya dibekap terus sama BI sendiri, kemudian digunakan untuk biaya operasional saja. Ini menurut saya sangat penting untuk mengontrol inflasi dengan baik," katanya.
Misbakhun pun meminta agar jajaran pemerintah menyiapkan asumsi makro untuk RAPBN 2016 secara lebih realistis sesuai kondisi di lapangan. "Kalau memang ada optimisme pertumbuhan itu akan naik, kenaikan paling masuk akal berapa? Saya mendukung optimisme Pemerintah. Tapi harus realistis dan harus bisa diterima pasar dengan baik," kata Misbakhun.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.