JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo geram bukan main lantaran waktu inap kontainer (dwell time) di Pelabuhan Tanjung Priok masih 5,5 hari. Bahkan disebut-sebut kerugian akibat dwell time mencapai Rp 870 triliun.
Namun Menteri Perhubungan Ignasius Jonan malah heran dengan angka kerugian yang disebut-sebut itu. Jonan bahkan mempertanyakan asal data kerugian tersebut. "Saya sendiri heran angka Rp 870 triliun, itu kerugian dari mana? Besar sekali," ujar Jonan di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (24/6/2015).
Dia menuturkan, angka Rp 870 triliun tertentu besar apabila dibandingkan dengan produk domestik bruto Indonesia yang mencapai Rp 10.542 triliun. "Masak ruginya mencapai Rp 870 triliun?," tanya Jonan.
Menurut dia permasalahan waktu inap kontainer di pelabuhan akan bisa diperbaiki apabila terdapat peraturan presiden yang khusus terkait masalah klasik tersebut. Pasalnya kata dia, ada 18 kementerian-lembaga yang memiliki kewenangan di pelabuhan. Bahkan, mantan bos PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu berujar tak akan mampu menyelesaikan masalah dwell time di Pelabuhan Tanjung Priok apabila 18 kementerian dan lembaga yang berwenang jalan sendiri-sendiri. "Walaupun OP-nya saya juga, belum tentu bisa (menyelesaikan masalah dwell time) kalau enggak ada keppres (keputusan presiden) yang mengatur ini satu atap," ujar Jonan di Kantor Kemenhub, Jakarta, Kamis (18/6/2015).
Menurut dia, hasil positif sistem satu atap bisa dilihat dari keberhasilan Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM). Sistem yang menaungi perizinan investasi semua kementerian itu dinilai berjalan baik, dengan BKPM sebagai koordinatornya. Hal serupa harus dilakukan di Pelabuhan Tanjung Priok.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.