Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghapusan Pajak Barang Mewah Hanya Dinikmati Segelintir Orang Kaya

Kompas.com - 25/06/2015, 15:02 WIB

Intinya, barang selain kendaraan bermotor yang terkena PPnBM 20 persen–75 persen tinggal beberapa item saja. Sebut saja rumah, town house, apartemen, kondominium, balon udara, pesawat, kapal pesiar, yacht, dan senjata api (kecuali untuk keperluan negara).

Persoalannya, menurut pengamat ekonomi, industri, serta pelaku pasar, kebijakan penghapusan PPnBM sangat kecil pengaruhnya dalam mendorong tingkat daya beli. Kasarnya, jumlah penduduk menengah ke atas di Indonesia cuma sekitar 10 persen. Artinya, dari jumlah penduduk Indonesia sekitar 253 juta, golongan menengah ke atas sekitar 25 juta orang.

Dari jumlah itu pun, mereka yang gemar berbelanja barang mewah hanya sekitar 3 persen–5 persen atau sekitar 0,75 juta–1,25 juta orang. Padahal, mendorong daya beli penduduk menengah ke bawah tak kalah penting. Intinya, dampak kebijakan PPnBM ini sebenarnya tak besar juga bagi daya beli secara keseluruhan.

Pengamat ekonomi Agustinus Prasetyantoko menilai pemerintah juga penting mendorong daya beli masyarakat menengah ke bawah. Sebab, perlambatan ekonomi justru berdampak paling besar ke golongan menengah ke bawah ini. “Situasi perlambatan ekonomi tidak boleh terjadi lebih dalam lagi,” kata Prasetyantoko, ekonom Universitas Atmajaya.

Sementara Direktur Eksekutif Mandiri Institute Destry Damayanti menuturkan bahwa pemerintah perlu melakukan terobosan lagi agar menengah ke bawah yang paling besar terkena dampak perlambatan ekonomi juga tertolong. Salah satunya, pengucuran bantuan langsung tunai (BLT). Cuma, pengawasannya juga harus diperhatikan.

“Komunikasi antara pemerintah pusat dan daerah juga ditingkatkan,” tegas Destry. (Andri Indradie, Merlina M. Barbara, Tedy Gumilar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com