Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuartal I 2015, Bakrie Telecom Rugi Rp 1,5 Triliun

Kompas.com - 29/06/2015, 16:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) semakin terpuruk. Di kuartal I-2015 BTEL mencatat rugi bersih senilai Rp 1,5 triliun. Padahal pada periode sama tahun lalu perseroan masih mencatatkan laba Rp 211,4 miliar.

Dari laporan keuangan perseroan yang dirilis akhir pekan lalu, pendapatan BTEL turun 59,9 persen year on year (yoy) menjadi Rp 188,48 miliar dari sebelumnya Rp 471,13 miliar. Pendapatan jasa telekomunikasi BTEL turun menjadi Rp 158,7 miliar dari sebelumnya Rp 423,46 miliar. Sementara pendapatan jasa interkoneksi turun menjadi Rp 29,77 miliar dari sebelumnya Rp 47,6 miliar.

Di sisi lain, beban usaha BTEL naik hampir dua kali lipat dari Rp 455,6 miliar menjadi Rp 842,9 miliar. Hal ini membuat perseroan membukukan rugi usaha Rp 711,3 miliar, melonjak hampir sepuluh kali lipat dari Rp 65 miliar di periode sama tahun lalu.

Selanjutnya beban keuangan naik menjadi Rp 260,27 miliar dari sebelumnya Rp 170,27 miliar. Perseroan juga mengalami rugi selisih kurs Rp 328,26 miliar dibanding periode sama tahun lalu, dimana BTEL mencatat laba selisih kurs Rp 440,1 miliar.

Per akhir Maret 2015, total aset BTEL tercatat Rp 6,8 triliun, turun dari sebelumnya Rp 7,6 triliun. Kas dan setara kas perseroan menjadi Rp 11,8 miliar, turun dari sebelumnya Rp 15,8 miliar. Total liabilitasnya Rp 12,2 triliun naik dari sebelumnya Rp 11,5 triliun. BTEL mengalami defisiensi modal senilai Rp 5,4 triliun atau naik dari sebelumnya Rp 3,8 triliun.

Managemen BTEL menjelaskan, adanya defisiensi modal ini sebagian besar disebabkan oleh rugi penurunan nilai aset, penghapusan uang muka dan pengembangan proyek, selisih kurs, beben keuangan, serta kerugian usaha di tahun-tahun sebelumnya.

Untuk itu managemen akan mengambil beberapa langkah, diantaranya mengikuti ketentuan perjanjian perdamaian dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), melanjutkan kerjasama dengan para pemasok dan operator telekomunikasi, menerapkan kebijakan pengendalian biaya, serta merestrukturisasi utang wesel senior. (Wuwun Nafsiah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com