Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Jokowi Sangat Kecewa dengan Kinerja Menteri Ekonomi

Kompas.com - 30/06/2015, 12:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Perombakan kabinet dan reshuffleKabinet Kerja makin santer beredar. Presiden Joko Widodo (Jokowi)  agaknya akan mengubah tim kabinetnya, terutama menteri-menteri di bidang ekonomi.

Isyarat itu muncul dalam pertemuan antara Presiden Jokowi dengan 11 ekonom dan kalangan pelaku usaha di Istana Negara, Jakarta, Senin (29/6/2015). Agenda pertemuan tersebut adalah membahas ekonomi Indonesia terkini.

Ekonom Senior Bank Mandiri Destry Damayanti menyatakan, dalam pertemuan itu, Jokowi secara tersirat sangat kecewa dengan kinerja para menterinya, terutama di bidang ekonomi. Dasarnya, pertumbuhan ekonomi nasional pada semester pertama melambat.

Destry bilang, salah satu pemicunya adalah masih ada ego sektoral antarkementerian. Jokowi juga kecewa melihat masih minimnya serapan anggaran pemerintah, yang hingga Juni ini baru 40 persen.

Ekonom senior Bank Danamon Anton Gunawan menambhakan, Jokowi mengaku pemerintahannya butuh menteri yang didengar pasar. Sebab,  selain fundamental, faktor lain yang ikut memengaruhi ekonomi adalah  persepsi pasar (market perception). "Istilah presiden, perlu menteri yang terpandang dan kuat (star power)," ujar Anton.

Ekonom Hendri Saparini mengatakan, untuk menopang pertumbuhan ekonomi, pemerintah perlu fokus mengembangkan industri manufaktur. Semua itu bisa dilakukan dengan cara meningkatkan sinergi antarkementerian.

Sementara Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani menilai, reshuffle diperlukan karena para menteri masih bekerja secara sektoral. Padahal, pembangunan industri butuh sinergi antar kementerian.

Bahkan, Natsir Mansyur, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah dan Logistik memberikan rapor merah untuk tiga menteri Kabinet Kerja. Pertama Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan. Enam bulan pertama jabatannya, Jonan membuat kebijakan yang meresahkan pengusaha dan belum mampu memperbaiki proses perizinan. "Misalnya, ketentuan modal di bidang transportasi," katanya.

Kedua, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo. Kendati memiliki konsep dan teori bagus dalam pengembangan maritim, dia masih memiliki masalah dalam bidang koordinasi.

Ketiga, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri. Sampai paruh pertama masa jabatannya, Hanif belum mempunyai kebijakan yang bagus untuk sektor ketenagakerjaan. (Agus Triyono, Asep Munazat Zatnika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com