Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Padi 2015 Dipastikan Melebihi Target

Kompas.com - 03/07/2015, 13:03 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi angka produksi padi pada 2015 akan meningkat 6,64persen atau sebanyak 75,55 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data BPS, ini merupakan angka tertinggi dalam 10 tahun terakhir.

Tahun ini produksi padi 6,64 persen peningkatannya. Tahun lalu turun 0,61 persen dari 2013, sementara pada 2013 naik 3,22 persen, 2012 5,02 persen, dan seterusnya.

"Perkembangan peningkatan dan penurunan produksi padi nasional dari 2006-2015. 2006 sudah riil sampai 2014. Sepanjang 10 tahun terakhir, tahun ini terjadi peningkatan paling tinggi karena Upsus dengan berbagai upaya pemerintah dan masyarakat, sampai TNI terlibat untuk mengawal pupuk,” ujar Kepala BPS Suryamin di kantornya, Rabu (1/7/2015).

BPS berharap Upaya Khusus (Upsus) yang diupayakan Kementerian Pertanian konsisten meningkatkan produksi pangan. Upaya khusus itu, berupa pemberian benih, dan pupuk serta alat mesin pertanian kepada petani.

"Pemerintah kan sudah melakukan beberapa upaya khusus meningkatkan produksi dengan membantu benih, pupuk, alat mesin pertanian seperti traktor, pompa air, dan lainnya," paparnya.

Berdasarkan angka tetap (Atap) 2014 dan angka ramalan (Aram) I 2015, angka subround I realisasi Januari-April, dari hasil tanam Oktober-November ditambah dengan Mei-Agustus subround II berdasarkan luas tanam yang sudah terjadi di April-Mei.

"Sementara, subround III di September-Desember berdasarkan prediksi seperti polanya tahun lalu. Artinya, dua subround, walaupun berdasarkan hasil proyeksi tetapi berdasarkan realisasi luas tanam, bahkan dari ujung akhir tahun lalu dan pada April, terjadi kenaikan pada 2015, kita ramal menjadi 75,55 juta ton GKG, sedangkan 2014 70,85 juta ton," paparnya.

Kenaikan sebesar 4,7 juta ton atau naik 6,64 persen ini karena luas panen pada 2015 juga diperkirakan dari dua subround cukup lengkap. Luas tanam subround II sudah bisa diketahui April-Mei.

"Bahkan. kita sekarang per bulan sudah bisa kita hitung luas tanamnya naik 512,06 ribu hektar atau 3,71 persen. Dan juga produktivitas yield per hektare diperkirakan naik 1,45 kwintal per hektare. Biasanya yield per hektare tidak langsung tinggi, tapi luas panen masih bisa," jelasnya.

Kenaikan produktivitas pada 2015 ini cukup tinggi dan tak lepas dari adanya beberapa kegiatan yang dilakukan pemerintah. Kegiatan itu di antaranya upaya khusus (upsus) dalam peningkatan pertanian khususnya beras dan tanaman pangan, serta ketepatan waktu dalam penyediaan bibit. Ada juga perluasan, optimasi, dan pengawalan masa tanam sehingga terjadi peningkatan pada tahun 2015 angka ramalan I menjadi 75,55 juta ton gabah kering giling.

"Ini karena adanya pemberian bantuan pompa dan traktor yang sudah terealisasi di subround I dan sebagian subround II. Kemudian juga pupuk diupayakan ketepatannya pada bulan tanam, walaupun belum 100 persen. Ini yang sedang diupayakan supaya tepat pada saatnya memerlukan pupuk," kata Suryamin.

Selain itu, lanjut Suryamin, lahan pertanian diperkirakan akan bertambah 512.057 hektare menjadi 14,3 juta hektare dari 13,7 juta hektare pada tahun 2014 turut andil dalam meningkatkan produksi padi. Akibatnya, terjadi kenaikan produktivitas padi sebesar 2,16 kuintal per hektare atau 4,36persen.

BPS mencatat, ada lima provinsi yang mengalami peningkatan produksi padi tertinggi hingga Juni tahun ini. Kelima provinsi tersebut adalah Lampung, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

"Ada kenaikan tertinggi di lima provinsi dari 17 provinsi yang memiliki potensi melakukan peningkatan produksi cukup signifikan," ujar Suryamin.

Dia menjelaskan, di Lampung, angka produksi padi meningkat menjadi sebanyak 541.000 ton pada periode Januari-Juni tahun 2015. Selanjutnya, total produksi padi di Jawa Barat pada semester I tahun ini tercatat sebanyak 373.000 ton. Kemudian Sumatera Selatan sebanyak 434.000 ton.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com