Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Krisis Yunani Melalui Pasar Modal dan Mata Uang

Kompas.com - 08/07/2015, 10:10 WIB

Oleh Agustinus Handoko

JAKARTA, KOMPAS.com - Krisis utang Yunani akan berpengaruh ke perekonomian Indonesia melalui pelemahan nilai tukar rupiah akibat menguatnya mata uang dollar Amerika Serikat. Jika pelemahan rupiah terus berlanjut, beban sektor industri akan semakin berat karena sebagian besar input produksi berasal dari impor.

Rakyat Yunani yang berpartisipasi dalam referendum akhirnya menolak proposal penghematan yang diajukan oleh kreditor internasional sebagai kompensasi untuk menalangi pembayaran utang dengan memberikan utang baru.

Sebanyak 61,31 persen rakyat Yunani menyatakan penolakan melalui referendum itu. Pemerintah Yunani menggelar referendum setelah dinyatakan sebagai negara gagal bayar oleh Dana Moneter Internasional (IMF) setelah tidak mampu melunasi utang yang jatuh tempo per 30 Juni 2015 sebesar 1,6 miliar euro kepada sejumlah kreditor.

Hasil referendum itu kemudian memperlemah mata uang euro yang dipakai sebagai mata uang tunggal oleh negara-negara anggota di kawasan Eropa. Pelemahan euro kemudian mendorong penguatan mata uang dollar AS.

Ekonom Bank Danamon, Dian Ayu Yustina, Selasa (7/7/2015), menuturkan, dampak krisis utang Yunani ke Indonesia memang hanya akan lewat kurs dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). "Dampak melalui perdagangan internasional sangat kecil karena ekspor dan impor Indonesia dengan Yunani kecil," kata Dian.

IHSG pada perdagangan Selasa dibuka pada level 4.918,29, menguat dari penutupan perdagangan pada Senin di level 4.916,74. Namun, hingga perdagangan siang, IHSG cenderung melemah, bahkan sempat menyentuh level 4.891,05. IHSG pun ditutup melemah 10,69 poin (0,22 persen) pada 4.906,05.

Adapun nilai tukar rupiah menguat menjadi Rp 13.313 per dollar AS menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia dari hari sebelumnya Rp 13.353 per dollar AS. Sementara di pasar spot naik ke posisi Rp 13.330 per dollar AS dibanding sebelumnya pada 13.347.

Walaupun transmisi krisis utang Yunani hanya akan melalui kurs dan IHSG, Indonesia tetap harus mewaspadainya. "Kalau pelemahan nilai tukar berlanjut, beban sektor industri akan makin berat karena sebagian besar bahan baku berasal dari impor," kata Dian.

Input industri nasional masih tergantung dari bahan baku impor karena industri penghasil bahan baku di dalam negeri belum berkembang. Pelemahan nilai tukar rupiah menyebabkan biaya bahan baku dalam denominasi rupiah meningkat karena dibeli menggunakan valuta asing.

Namun, industri pengolahan akan kesulitan menaikkan harga produk jadi karena saat ini daya beli masyarakat sedang melemah karena pelambatan pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, Indonesia juga tidak bisa memanfaatkan pelemahan nilai tukar rupiah untuk menggenjot ekspor.

Indonesia masih bergantung pada ekspor komoditas dibandingkan dengan ekspor manufaktur. Padahal, permintaan komoditas di pasar global sedang turun karena pelambatan ekonomi dunia. Akibatnya, harga komoditas jatuh.

"Dampak krisis Yunani ke IHSG hanya bersifat sementara karena hanya merupakan sentimen. Dampak yang lebih besar akan terjadi pada rupiah," kata Dian.

Terkait dengan rupiah, BI berulang kali menyatakan bahwa mereka akan tetap berada di pasar uang untuk stabilisasi nilai tukar. BI akan mengintervensi pasar dengan memasok dollar AS. Saat ini, cadangan devisa tercatat 110,771 miliar dollar AS, masih sangat cukup untuk menjaga nilai tukar rupiah.

Ekonom pasar global Bank Permata, Joshua Pardede, menuturkan, dampak krisis Yunani terhadap nilai tukar tidak akan lebih besar daripada normalisasi kebijakan moneter Bank Sentral AS, The Fed. "Normalisasi kebijakan moneter The Fed dan pelemahan ekonomi Tiongkok sangat besar pengaruhnya pada perekonomian nasional. Kalau isu Yunani, dampaknya lebih kecil dan terbatas pada nilai tukar dan harga saham saja karena Yunani bukan mitra dagang dan investasi yang signifikan bagi Indonesia," kata Joshua.

Isu mengenai keluarnya Yunani dari kawasan pengguna mata uang tunggal euro, menurut Joshua, juga hanya akan bersifat jangka pendek. Ini terutama hanya akan berpengaruh pada terus melemahnya nilai tukar euro terhadap dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com