Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Resmikan Megaproyek Pertamina Terintegrasi Senilai Rp 77,72 Triliun

Kompas.com - 02/08/2015, 21:26 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden RI Joko Widodo meresmikan megaproyek Pertamina terintegrasi di lokasi kilang Donggi Senoro LNG, Desa Uso, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Minggu (2/8/2015). Proyek ini merupakan proyek hulu hingga hilir minyak dan gas bumi dengan nilai total investasi sebesar 5,8 miliar dollar AS atau setara Rp 77,72 triliun (kurs Rp 13.400 per dollar AS).

Menurut Jokowi, nilai investasi puluhan triliun rupiah itu menunjukkan kepercayaan dan minat tinggi pelaku usaha untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya di sektor energi. Jokowi juga menyampaikan, megaproyek tersebut serta pabrik amoniak sejalan dengan komitmen pemerintah untuk memperkuat infrastruktur energi nasional, mengoptimalkan pemanfaatan gas untuk pemenuhan kemandirian energi dan menciptakan nilai tambah di dalam negeri.

"Percepatan pembangunan infrastruktur energi merupakan kunci utama bagi terciptanya kemandirian energi di masa kini dan yang akan datang. Oleh karena itu, pemerintah sangat mendukung dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada Pertamina dan para mitranya yang telah menggagas dan merealisasikan Megaproyek Pertamina Terintegrasi ini," kata Jokowi melalui keterangan resmi diterima Kompas.com, Jakarta, Minggu.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengatakan, megaproyek ini menunjukkan komitmen kuat Pertamina bersama mitra-mitra terbaiknya untuk dapat berkontribusi bagi pembangunan ekonomi Indonesia.

"Tidak sekadar sebagai sumber penerimaan negara, tetapi juga menjadi kunci bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah setempat melalui multiplier efek yang ditimbulkan dari proyek-proyek ini," kata dia.

Proyek-proyek tersebut terdiri dari central processing plant (CPP) yang dikelola oleh join operating body (JOB) Pertamina Medco Tomori Sulawesi dengan investasi sebesar 1,2 miliar dollar AS atau senilai setara Rp 16,08 triliun. Fasilitas tersebut memiliki kapasitas produksi total 315 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

CPP JOB Tomori akan memproses gas yang bersumber dari pengembangan Blok Senoro-Toili, di mana 250 juta kaki kubik per hari akan dipasok ke Kilang LNG Donggi-Senoro dan 55 juta kaki kubik per hari untuk pabrik amoniak PT Panca Amara Utama.

Bersama Blok Senoro-Toili, Blok Matindok yang dikelola oleh PT Pertamina EP juga akan memasok gas untuk Kilang LNG Donggi Senoro sebanyak 85 juta kaki kubik per hari. Blok Matindok akan memiliki dua CPP, yaitu CPP Donggi dan CPP Matindok dengan kapasitas total 105 juta kaki kubik per hari dan menyerap investasi sebesar 800 juta dollar AS atau setara Rp 10,72 triliun.

Selain untuk kilang LNG, gas dari Matindok juga akan dipasok ke pembangkit listrik. Kilang LNG Donggi Senoro berkapasitas 2,1 million ton per annum (MTPA) dengan investasi senilai 2,8 miliar dollar AS, setara Rp 37,52 triliun.

Dwi mengatakan, investasi kilang tersebut telah menjadi kunci bagi upaya pengembangan dan monetisasi cadangan gas yang 30 tahun belum dikembangkan di Sulawesi Tengah. Kilang LNG Donggi Senoro yang dikelola oleh PT Donggi Senoro LNG tersebut merupakan kilang LNG yang dibangun dengan model hilir pertama di Indonesia, tidak membebani negara untuk investasinya dan memberikan multiplier efek yang tinggi bagi perekonomian nasional dan setempat.

"Proyek ini merupakan proyek kilang LNG pertama di Indonesia yang melibatkan perusahaan-perusahaan Asia, yaitu PT Pertamina (Persero), PT Medco Energi Internasional Tbk, Mitsubishi Corporation, Korea Gas Corporation (KOGAS) tanpa melibatkan major oil and gas companies," kata Dwi.

Sebagai bagian dari upaya pemenuhan kebutuhan domestik JOB Pertamina Medco Tomori Sulawesi telah berkomitmen menyalurkan gas sebanyak 55 juta kaki kubik per hari untuk pabrik amoniak berkapasitas 700.000 ton per tahun, yang akan dikelola oleh PT Panca Amara Utama. Pabrik amoniak tersebut memulai groundbreaking dan diperkirakan akan menyerap investasi sebesar 800 juta dollar AS, setara Rp 10,72 triliun.

Dari proyek-proyek gas tersebut, potensi penerimaan negara selama 13 tahun mendatang diproyeksikan mencapai 7,02 miliar, setara Rp 94,06 triliun. Total gas yang akan tersalurkan kepada konsumen, baik untuk kilang LNG, pabrik amoniak, dan pembangkit listrik sekitar 415 juta kaki kubik per hari dan membuka lapangan kerja hingga 10.000 tenaga kerja.

PHE ONWJ

Selain proyek-proyek di Sulawesi Tengah tersebut, Jokowi juga meresmikan lapangan gas GG PHE Offshore North West Java di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Lapangan GG telah memiliki fasilitas satu anjungan lepas pantai tanpa awak, pengeboran 3 sumur gas, pipa bawah laut sepanjang 35 kilometer, dan onshore processing facility Balongan dengan total investasi sekitar 150 juta dollar AS, setara Rp 2,01 triliun.

Lapangan GG mulai onstream dengan kapasitas produksi 31 juta kaki kubik per hari dan 150 barel kondensat per hari. Gas dari lapangan tersebut dipasok untuk Kilang Pertamina Balongan, Kilang LPG Pertamina Mundu, dan PLN Sunyaragi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com