Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai Kian "Pedas", Perlukah Keran Impor Dibuka?

Kompas.com - 07/08/2015, 19:29 WIB
Penulis Yoga Sukmana
|
EditorJosephus Primus


JAKARTA, KOMPAS.com - Kekeringan yang melanda sejumlah daerah produksi pertanian membuat pasokan cabai berkurang. Akibatnya, harga cabai di pasaran kian "pedas" alias terus melambung.

Opsi impor cabai untuk meredam lonjakan harga pun kembali mencuat. Namun, Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansur tak setuju dengan wacana impor cabai itu. Pasalnya stok cabai di berbagai daerah produksi masih cukup. "Memang kekeringan ada dampaknya (kepada harga cabai), tapi bukan berarti memberi peluang impor cabai. Kami nilai kerja pemerintah belum maksimal, misal pengawasan dari distribusinya. Dibeberapa sentra produksi stok (cabai) masih cukup tapi distribusi harus dilakukan dengan baik," ujar Abdullah saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Jumat (7/8/2015).

IKAPPI mengeritik kinerja pemerintah dalam mengawasi kelancaran distribusi barang kebutuhan pokok. Selama ini kata dia, kendaraan-kendaraan pengangkut barang kebutuhan pokok masih dimintai pungutan liar olah pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. "Misalnya barang pangan dari daerah Jawa Timur ke Jakarta, ada banyak pungutan. Ini yang harus ditangkap oleh Kementerian Perhubungan dan kementerian terkait," kata dia.

Oleh karena itu, IKAPPI mendorong adanya kebijakan pemerintah memberikan subsidi distribusi untuk berang-barang kebutuhan pokok. Salah satu caranya, memberikan subsidi untuk pengiriman barang kebutuhan pokok melalui angkutan kereta api.

Menurut Abdullah, kondisi harga cabai saat ini sudah sangat parah dan akan terus semakin parah apabila pemerintah tak melakukan langkah cepat. Berdasarkan catatan IKAPPI, harga cabai rawit merah di berbagai daerah sudah menembus Rp 60.000 per kilogram. Bahkan, di Pasar Warakas, Jakarta Utara, kenaikan harga cabai rawit merah sudah menyentuh angka Rp 80.000 per kilogram. Padahal, saat ramadhan lalu harganya masih Rp 40.000 per kilogram.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+