Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Merangkak Naik

Kompas.com - 18/08/2015, 08:00 WIB
CHICAGO, KOMPAS.com - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih tinggi pada perdagangan Senin (17/8/2015) waktus setempat (Selasa pagi WIB), setelah data ekonomi AS tampak lebih lemah.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik 5,7 dollar AS, atau 0,51 persen, menjadi 1.118,40 dollar AS per ounce.

Emas mendapat dukungan karena laporan yang dirilis oleh The Fed Cabang New York menunjukkan pelemahan yang tak terduga di sektor manufaktur negara bagian New York, juga dikenal sebagai sektor Empire State.

Indeks Empire State jatuh ke negatif 14,92 pada Agustus, dibandingkan dengan positif 3,86 pada Juli. Para analis mencatat bahwa ukuran pesanan baru menyebabkan pelemahan, dan mencapai tingkat terendahnya sejak November 2010.

Namun kenaikan emas lebih jauh terhambat oleh dollar AS yang lebih kuat. Indeks dollar AS naik 0,19 menjadi 96,79 dollar AS pada pukul 18.10 GMT.

Indeks dollar adalah indikator mata uang AS ini terhadap sekumpulan mata uang utama dunia. Emas dan dollar AS biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dollar AS naik maka emas turun, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi para investor.

Sementara perak untuk pengiriman September naik 8,5 sen, atau 0,56 persen, ditutup pada 15,298 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober bertambah 6,7 dollar AS, atau 0,67 persen, menjadi 1.000,70 dollar AS per ounce.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com