Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

EXCL Restrukturisasi Utang Rp 12,37 Triliun

Kompas.com - 18/08/2015, 09:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kejatuhan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat berimbas ke beban keuangan emiten. Hal ini lantas mendorong PT XL Axiata Tbk (EXCL) melakukan restrukturisasi utang.

XL berencana merestrukturisasi utang sebesar 900 juta dollar AS atau setara Rp 12,37 triliun.
"Sehingga dalam tiga sampai enam bulan ke depan, eksposur dollar AS akan menurun secara signifikan," ungkap Direktur Keuangan XL Mohammed Adlan akhir pekan lalu.

Saat ini, XL mencatatkan utang berbentuk dollar AS mencapai 1,5 miliar dollar AS. Dari jumlah tadi, utang sebesar 1 miliar dollar AS merupakan pinjaman perbankan. XL telah melakukan lindung nilai atau hedging terhadap sekitar 62 persen dari pinjaman perbankan tersebut. Sisa utang 500 juta dollar AS adalah utang pada sang induk, Axiata Group Berhad.

Nah, rencananya, XL akan merestrukturisasi seluruh pinjaman kepada Axiata Group dan sekitar 38 persen pinjaman bank yang belum masuk skema lindung nilai. XL tengah berdiskusi dengan sang induk. Selain itu, XL tengah menegosiasi bunga dengan beberapa bank.

XL pun masih mengevaluasi opsi restrukturisasinya. Adlan bilang, terdapat beberapa pilihan restrukturisasi utang, yaitu mengkonversi menjadi rupiah maupun memperpanjang tenor. Selain itu, XL juga mengkaji opsi lindung nilai.

Adapun pinjaman yang akan direstrukturisasi adalah utang yang jatuh tempo pada 2017. Sedang untuk utang yang jatuh tempo pada 2015 dan 2016, EXCL akan melunasinya dengan kas internal. Kas dan setara kas perusahaan halo-halo ini memang masih cukup tebal, yakni di posisi Rp 5,5 triliun.

Pada semester pertama tahun ini, XL menderita kerugian Rp 850,88 miliar. Adlan menyebut, bila faktor kurs dikecualikan, XL sedianya mencatat untung dari segi operasi. Tapi karena rupiah loyo sejak awal tahun, XL pun mengalami rugi kurs sebesar Rp 1,39 triliun.

Adlan melihat ada kemungkinan nilai tukar rupiah kembali melemah. Terlebih dengan apa yang terjadi di Tiongkok dan regional. Hal ini menyebabkan banyak dana asing kembali ke AS.

Manajemen mengaku tidak memiliki target kinerja setelah penurunan utang dollar AS. Namun, Adlan berharap, XL mampu menyeimbangkan portofolio dengan menurunkan eksposur dollar AS serendah mungkin.

Setelah restrukturisasi utang ini, Adlan yakin XL mampu meraih untung pada tahun depan. Kemudian dalam dua tahun mendatang, rasio utang terhadap modal atau debt to equity ratio (DER) emiten ini bisa turun di bawah 2 kali, seperti sebelum mengakuisisi operator telekomunikasi Axis Telekom Indonesia. Saat ini, DER EXCL di posisi 2,9 kali.

Akhir tahun ini, Adlan memproyeksikan pendapatan XL stagnan. Menurut dia, pendapatan jasa operator seluler XL tetap tumbuh. Tapi karena ada penjualan menara tahun lalu, XL kehilangan pendapatan jasa menara. Pada semester I-2015, pendapatan XL turun 3,89 persen menjadi Rp 11,09 triliun.

Analis First Asia Capital David Sutyanto menilai XL melakukan langkah tepat untuk merestrukturisasi utangnya. Apalagi sebagian besar utang XL dalam dollar AS. Sedang pendapatan yang dibukukan dalam rupiah.

Dia memperkirakan XL masih akan merugi hingga akhir tahun. Dalam jangka panjang, restrukturisasi utang XL akan menekan beban utang dan biaya. Emiten telekomunikasi ini akan bisa meraih untung lagi jika pendapatannya meningkat.

Akhir pekan lalu (14/8/2015), harga saham EXCL naik 1,76 persen menjadi Rp 2.600 per saham. David menyarankan jual EXCL dengan target harga Rp 2.500 per saham. (Annisa Aninditya Wibawa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com