Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cetak Biru Koperasi, Senjata Baru Jokowi?

Kompas.com - 20/08/2015, 11:06 WIB
Erlangga Djumena

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perlambatan ekonomi, anjloknya harga komoditas, kebutuhan bahan pokok, amblesnya rupiah mendekati Rp 14.000 per dollar AS, Indeks Harga Saham Gabungan yang menyentuh level 4.400-an, hingga perombakan kabinet, jadi warna utama keseharian belakangan ini. Boro-boro memperingati Hari Koperasi 12 Juli lalu yang hampir tak terdengar gaungnya, orang akan lebih berpikir bagaimana mengamankan dapur supaya tetap ngepul.

Tetapi, sebenarnya ada yang menarik dari rencana pemerintah terhadap koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Tahun ini merupakan tahun perdana implementasi cetak biru pembiayaan terhadap UMKM, terutama koperasi.

Menarik lantaran selama ini fungsi koperasi sebagai lembaga ekonomi yang menyumbang pertumbuhan dan menggerakkan roda perekonomian Indonesia belum berjalan semestinya. Menurut pengamat ekonomi dan koperasi Subiakto Tjakrawerdaja yang juga mantan menteri koperasi, koperasi seharusnya mampu jadi solusi alias wadah pemberdayaan ekonomi rakyat mengurangi kemiskinan dan ketimpangan.

Faktanya, jumlah orang miskin di Indonesia menembus angka 27,73 juta jiwa. Sekitar 10,36 juta jiwa di wilayah perkotaan dan 17,37 juta jiwa ada di pedesaan. Bahkan, tahun ini, angka kemiskinan diprediksi naik mencapai 30,25 juta jiwa alias 12,25 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

Sementara indeks gini rasio mencapai 0,42. Artinya, jurang ketimpangan orang kaya dan miskin makin lebar. Ironis, kata Subiakto, kemiskinan sebagai masalah utama bangsa tetapi belum tuntas meskipun punya lembaga ekonomi bernama koperasi. “Artinya, selama ini peran koperasi belum berfungsi sebagaimana semestinya,” tutur Subiakto ke Kontan, Kamis (13/8/2015).


Pembiayaan
Secara garis besar, ada empat rencana pemerintah dalam cetak biru yang diperoleh Kontan. Menurut rencana, penerapan cetak biru ini akan berlangsung 2015–2019. Keempat poin rencana cetak biru itu adalah peningkatan akses pembiayaan, perluasan skema pembiayaan, peningkatan kapasitas koperasi dan UMKM, serta pengembangan kapasitas sistem pendukung. Penjelasannya:

Pertama, berhubungan dengan kerjasama jasa keuangan dan akses pembiayaan. Contoh konkretnya, mulai tahun ini pemerintah akan menyiapkan lembaga apex yang fungsinya semacam pooling fund untuk pembiayaan bagi koperasi dengan target 2017 mulai beroperasi. Contoh lainnya, edukasi dan peningkatan literasi serta kemudahan akses pembiayaan ke pasar modal.

Kedua,  fokus pada berbagai skema pembiayaan yang bisa diakses oleh koperasi.

Ketiga, penerapan pengembangan kelembagaan, permodalan, serta sumber daya manusia (SDM). Pengembangan sistem pengawasan terhadap koperasi juga masuk di poin ini.

Keempat, pemerintah akan segera membentuk bank atau lembaga pembiayaan khusus petani, koperasi, dan UMKM. Integrasi sistem bank dan lembaga keuangan terutama pada pembiayaan serta payung hukum juga jadi fokus poin ini.

Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Choirul Djamhari bilang, fokus utama cetak biru ini terarah kepada pembiayaan ke koperasi dan UMKM. “Sudah dua tahun terakhir kami menyiapkan ini. Yang paling sulit adalah mengorkestrasi sekitar 17 lembaga terakit supaya punya program yang sejalan,” ujarnya.

Hambatan lainnya ada di persoalan pengawasan, model ukuran kesehatan alias permodalan, SDM, infrastruktur, dan sebagainya. Ada juga akses lembaga keuangan (financial inclusion), melek keuangan (financial literacy), serta skema-skema pembiayaan yang masih terbatas (financial deepening).

Padahal, menurut Menteri Kemenkop dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, jumlah koperasi mencapai 209.488 dengan volume usaha mencapai Rp 189,86 triliun. Jumlah yang tentu tak bisa dipandang sebelah mata, terutama perannya menggerakkan roda ekonomi.

Sebagai langkah perdana cetak biru, Kemkop meluncurkan tujuh langkah strategi, salah satunya pembuatan database online. Ada 67.241 unit koperasi (45,66 persen) tak melaksanakan Rapat Anggota Tahunan. Program ini memberi sertifikat nomor induk koperasi bagi koperasi aktif, sementara 62.234 unit koperasi dibubarkan Kemkop.

Menurut Edi Kartika, Direktur Utama Koperasi Warga Semen Gresik, cetak biru inilah yang dinanti industri. Apalagi, sejalan dengan proyek kabinet Joko Widodo (Jokowi). Apakah ini senjata baru Jokowi jangka menengah–panjang? Kata Subiakto, yang penting fungsi koperasi harus segera berjalan sebagaimana mestinya.   (Andri Indradie, Lisa Riani, Silvana Maya Pratiwi, Tedy Gumilar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com