Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kali dalam 6 Tahun, Harga Minyak Mentah Jatuh di Bawah 40 Dollar AS

Kompas.com - 22/08/2015, 09:18 WIB
NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak AS jatuh di bawah 40 dollar AS untuk pertama kalinya dalam enam tahun pada Jumat (21/8/2015) waktu setempat (Sabtu pagi WIB) karena pasar tertekan setelah data manufaktur Tiongkok yang lemah memperdalam kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi Tiongkok.

Patokan Amerika Serikat minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun 87 sen menjadi 40,45 dollar AS per barrel di New York Mercantile Exchange.

Di London, harga minyak mentah Brent North Sea, yang menjadi acuan internasional, untuk pengiriman Oktober, berakhir pada 45,46 dollar AS per barrel, turun 1,16 dollar AS dari penutupan Kamis.

WTI sempat turun di bawah 40 dollar AS per barrel untuk pertama kalinya sejak Februari 2009 menjadi 39,86 dollar AS.

Penurunan terjadi setelah rilis penghitungan rig minyak Baker Hughes Amerika Serikat menunjukkan produsen menambahkan dua rig minggu ini, jumlah yang sama seperti minggu lalu, membawa jumlah keseluruhan rig pengeboran minyak aktif di Amerika Serikat menjadi 674 rig.

Brent turun ke level 45,07 dollar AS di awal sesi, tingkat yang terakhir terlihat pada Maret 2009.

Sebuah laporan estimasi sektor manufaktur Tiongkok yang lemah membingungkan investor. Indeks Pembelian Manajer (PMI) Caixin 47,1 bulan ini, melorot dari 47,8 pada Juli dan merupakan angka terburuk sejak Maret 2009. Angka di bawah 50 menandakan kontraksi dalam aktivitas.

Sinyal baru kesulitan di ekonomi terbesar kedua di dunia dan pengimpor energi utama itu muncul menyusul devaluasi tak terduga yang dilakukan Beijing terhadap mata uang yuan pekan lalu, menambah kekhawatiran yang telah berjalan lama tentang produksi minyak tinggi dan pertumbuhan permintaan yang lemah.

Dalam sepekan ini, WTI merosot 4,8 persen dan Brent merosot 7,3 persen.

WTI telah mengalami penurunan mingguan kedelapan berturut-turut, kerugian mingguan terpanjang dalam 29 tahun, menurut catatan analis Commerzbank. Sementara Brent mengalami penurunan ketujuh pekan berturut-turut.

"Kita masih kelebihan pasokan minyak. Sampai penawaran dan permintaan datang berimbang akan ada tekanan turun," kata James Williams dari WTRG Economics.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP/ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com