Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau Banyuasin Gagal Panen, Sumatera Selatan Enggak Makan"

Kompas.com - 31/08/2015, 14:33 WIB
Surplus

Catatan terkumpul dari pemerintah Kabupaten Banyuasin menunjukkan bahwa kabupaten yang berjarak sekitar 45 kilometer dari arah ibu kota Provinsi Sumsel alias Bumi Sriwijaya, Palembang, ke  arah Provinsi Jambi tersebut, setahun silam, mencatatkan produksi padi sebesar 915.442 ton gabah kering. Angka itu setara dengan 2,5 persen dari total produksi padi  Sumsel. Dari produksi itu pun, Banyuasin mencatat surplus beras sebesar 410.678 ton beras.

Sementara itu, masih menurut data pemerintah Kabupaten Banyuasin, untuk 2015, ada target 298.947 hektar penanaman padi. Sampai dengan Juli 2015, dari sasaran itu, sudah terwujud 269.080 hektar.

Selanjutnya, masih dalam tahun sama, target penanaman jagung mencapai 21.892 hektar. Yang sudah terealisasi mencapai 14.878 hektar sampai dengan Juli 2015.

Berikutnya, target penanaman kedelai sepanjang 2015 adalah 6.163 hektar. Dari jumlah itu, sampai dengan Juli 2015 berakhir, terealisasi 4.711 hektar.    

Terkait dengan El Nino tadi, kata Yan Anton, pihaknya memang menyediakan pompa-pompa air untuk membantu pengairan lahan. Meski, dalam catatan Yan Anton, hingga kini, ada sekitar 4.000 hektar tanaman padi yang gagal panen. "Tapi, kalau dibandingkan dengan total yang 290.000 hektar lebih itu, ya, masih kecil. Tapi, mudah-mudahan enggak (meluas) ya. Bayangin, kalau Banyuasin gagal panen, (rakyat) Sumatera Selatan enggak makan," kata Anton.

Banyuasin, kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar dalam kesempatan pameran itu adalah satu dari 80 kabupaten yang sudah lepas  dari predikat daerah tertinggal sejak 2014. Salah satu prestasinya adalah kesuksesan pada panen padi 2014 tersebut.

Kabupaten Banyuasin merupakan pemekaran dari Kabupaten Musi Banyuasin berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 6/2002. Hingga kini, ada 19 kecamatan dan 304 desa/kelurahan di kabupaten yang punya semboyan Sedulang Setudung itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com