Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPR Bandingkan Jokowi dengan Habibie dalam Menghadapi Gejolak Ekonomi

Kompas.com - 02/09/2015, 14:33 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Bambang Haryo Soekartono, membandingkan pemerintahan zaman BJ Habibie dengan Joko Widodo dalam mengatasi gejolak permasalahan ekonomi pada masanya masing-masing.

Baca: Jokowi: Kondisi Sekarang Tak Sama dengan 1998 dan 2008

Menurut Bambang, pemerintahan Habibie berhasil keluar dari krisis 1998 karena Presiden tidak mau ditekan oleh Dana Moneter Internasional (IMF). Sedangkan pemerintahan saat ini, sebut dia, tidak konsisten pada pendiriannya.

Bambang menceritakan, pada 1998 nilai tukar rupiah terhadap dollar AS hampir menyentuh level 17.000, tepatnya 16.800. Kondisi perekonomian domestik sungguh tidak membantu lantaran sektor perbankan sangat lesu. Di sisi lain, perekonomian masyarakat belum kondusif.

“Dari eksternal, Pak Habibie ditekan IMF. Untuk apa? Untuk melepas subsidi BBM pada waktu itu, tapi Pak Habibie menolak penghapusan subsidi BBM dan TDL,” kata Bambang dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU), Jakarta, Rabu (2/9/2015).

Lebih lanjut, dia menilai, keputusan Habibie pada waktu itu menunjukkan bahwa pemerintah ingin memperkuat struktur ekonomi, dan tidak terjerumus ke dalam sistem pasar besar. “Akhirnya berhasil menurunkan nilai dollar dalam kurun waktu satu tahun tujuh bulan menjadi 6.500 dan menciptakan iklim usaha luar biasa. IHSG naik 200 poin. Ini luar biasa,” sambung politisi Gerindra itu.

Sementara itu, ia menyebutkan, kabinet saat ini seolah-olah ingin menciptakan iklim usaha yang baik. Namun lucunya, kata dia, sejumlah anggaran di pos yang bisa mendorong industri dan investasi justru dipangkas.

“BSN maupun Perindustrian diturunkan anggarannya, dan lucunya lagi di BKPM perencanaan dan pengembangan diturunkan 50 persen,” kata Bambang.

Atas dasar itu, Bambang pun berpendapat bahwa hal tersebut membuktikan tim ekonomi Jokowi-JK lemah. Begitu pun dengan sejumlah kementerian/lembaga, sebut dia, Bappenas dan Kementerian Keuangan.

“Kalau (pemerintah) tidak benar, mohon dari Kadin bersuara keras. Kami juga akan bersuara keras bahwa Presiden tidak konsisten pada pendiriannya,” kata Bambang.

RDPU yang digelar Badan Anggaran DPR RI beragendakan soal perekonomian terkini dan kontribusi sektor industri. Turut dihadirkan dalam RDPU yaitu Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto dan mantan Menteri Perindustrian MS Hidayat.

Baca juga: Ini Perbandingan Indikator Ekonomi Tahun 2015 dengan Saat Krisis 1998

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com