Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Susi Ajak Agen Kapal Eks Asing "Bertobat"

Kompas.com - 07/09/2015, 16:46 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku sudah memanggil agen-agen kapal eks asing yang beroperasi di Indonesia. Wanita asal Pangandaran Jawa Barat itu menceritakan kisahnya mengajak para agen-agen tersebut untuk "bertobat".

"Saya undang juga agent-agent kapal eks asing ini, satu satu. Kalau pun di belakang saya tahu.... Saya bilang saya kenal Anda dan Anda kenal saya, kita sudah kenal, enggak ketemu 10 tahun atau 5 tahun. Saya bilang 'kalian tuh harus berhenti, saya tidak mau memenjarakan siapapun'," ujar Susi  Senin (7/9/2015).

Menurut Susi, dirinya terus meyakinkan para agen kapal eks asing tersebut untuk berhenti melakukan pekerjaan yang merugikan negara. Selama ini, kapal-kapal eks asing meraup hasil perikanan dari laut Indonesia.

"Kita bukan rezim balas dendam, tidak ada (balas dendam). Saya ingin tertib tidak ada lagi pencurian ikan supaya nelayan kita banyak ikan. Itu saja. Saya ingin kalian berhenti," kata Susi.

Dalam pertemuan itu, Susi juga mengatakan mencoba mengorek informasi yang lebih banyak dari para agen-agen kapal eks asing itu. Salah satu hal yang diungkapkan dia yaitu terkait upaya memperbanyak dokumen izin yang diberikan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Menteri yang dikenal nyentrik itu lantas mengajak para anggota HNSI membayangkan ada sekitar 13.000 kapal eks asing yang berkeliaran di laut Indonesia yang hanya bermodal izin tangkap ikan palsu yang didapatkan dari para agen-agen.

"Ada 1.300 kapal yang ada di Indonesia, kalau dikalikan 10 dokumen kan 13.000 kapal. Kebayang enggak di laut kita ada 13.000 kapal yang ukuran terkecilnya 50 sampai 80 GT, itu Vietnam. Thailand, 200 hingga 500 GT. Bahkan ada yang 1.000 GT," ucap dia.

Oleh karena itu, Susi menegaskan bahwa moratorium kapal eks asing ditujukan sebagai bentuk perlindungan terhadap nelayan. Dengan kebijakan itu diharapkan hasil tangkapan ikan nelayan bisa melimpah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasar Perbaikan Pesawat di RI Besar, FL Technics Buka Fasilitas MRO di Bandara Ngurah Rai dan Raih Sertifikat FAA

Pasar Perbaikan Pesawat di RI Besar, FL Technics Buka Fasilitas MRO di Bandara Ngurah Rai dan Raih Sertifikat FAA

Whats New
UNESCO Tetapkan Semen Padang Sebagai Warisan Kolektif Asia Pasifik

UNESCO Tetapkan Semen Padang Sebagai Warisan Kolektif Asia Pasifik

Whats New
Perempuan Duduki 60 Persen Posisi Manajemen di Prudential Indonesia

Perempuan Duduki 60 Persen Posisi Manajemen di Prudential Indonesia

Work Smart
Awasi Bus Pariwisata Tak Berizin, Kemenhub Perlu Kerja Sama dengan Instansi Lain

Awasi Bus Pariwisata Tak Berizin, Kemenhub Perlu Kerja Sama dengan Instansi Lain

Whats New
Ada Modus Penipuan Mengatasnamakan Bukalapak, Pengguna dan Masyarakat Diminta Waspada

Ada Modus Penipuan Mengatasnamakan Bukalapak, Pengguna dan Masyarakat Diminta Waspada

Whats New
Tumbuh 12,4 Persen, Kredit Perbankan Tembus Rp 7.245 Triliun pada Kuartal I 2024

Tumbuh 12,4 Persen, Kredit Perbankan Tembus Rp 7.245 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Waspada Modus Penipuan Keuangan Baru yang Mengincar Masyarakat pada 2024

Waspada Modus Penipuan Keuangan Baru yang Mengincar Masyarakat pada 2024

Whats New
Menkominfo: Jurnalistik Harus Investigasi, Masa Harus Dilarang...?

Menkominfo: Jurnalistik Harus Investigasi, Masa Harus Dilarang...?

Whats New
Maskapai Emirates Buka Lowongan Kerja di Jakarta, Lulusan SMA Bisa Daftar

Maskapai Emirates Buka Lowongan Kerja di Jakarta, Lulusan SMA Bisa Daftar

Whats New
Didukung Konsumsi yang Tinggi, Prospek Bisnis Distribusi Beras Dinilai Makin Cerah

Didukung Konsumsi yang Tinggi, Prospek Bisnis Distribusi Beras Dinilai Makin Cerah

Whats New
PGN Lunasi Utang Obligasi Dollar AS Pada 2024

PGN Lunasi Utang Obligasi Dollar AS Pada 2024

Whats New
Sandiaga: Investasi di Sektor Parekraf Capai Rp 11 Triliun di Kuartal I 2024

Sandiaga: Investasi di Sektor Parekraf Capai Rp 11 Triliun di Kuartal I 2024

Whats New
Kelas 1,2,3 Diganti Jadi KRIS, Ini Penjelasan Dirut BPJS Kesehatan

Kelas 1,2,3 Diganti Jadi KRIS, Ini Penjelasan Dirut BPJS Kesehatan

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 14 Mei 2024 Mayoritas Naik

Harga Bahan Pokok Selasa 14 Mei 2024 Mayoritas Naik

Whats New
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok Lewat SSCASN

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok Lewat SSCASN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com