"Dalam beberapa tahun ke depan, satu persen pertumbuhan bisa menyerap 500.000 tenaga kerja," kata Rizal di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (9/9/2015).?
Ia mengakui bahwa elastisitas pertumbuhan serapan tenaga kerja saat ini masih rendah. Menurut dia, perlu ada deregulasi untuk membuat lebih banyak lagi tenaga kerja yang terserap.
Sebelumnya, Ketua Banggar DPR RI, Ahmadi Noor Supit mengkritik minimnya daya serap pertumbuhan ekonomi terhadap tenaga kerja. Menurut dia, hal itu mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang kurang berkualitas.
"Sekarang satu persen pertumbuhan hanya mampu menyerap 120.000 tenaga kerja, padahal beberapa tahun terakhir kita dengan 1 persen (pertumbuhan ekonomi) mampu menyerap 400.000 tenaga kerja," kata Ahmadi di ruang rapat Banggar DPR RI, Jakarta, Rabu (9/9/2015).
Ahmadi menuturkan, rendahnya daya serap tenaga kerja saat ini dari pertumbuhan ekonomi dinilainya karena perencanaan dan koordinasi yang kurang terpadu di berbagai sektor. Dirinya menilai peran Badan Perencanaan Pembangunan Nasional harus dioptimalkan guna tercapainya pertumbuhan ekonomi.
"Biasanya pembangunan infrastruktur suatu sektor, misalnya, sektor transportasi pelabuhan, tidak didukung pembangunan sarana dan prasarana jalan raya untuk memfasilitasi konektivitas dan akses ke pelabuhan tersebut," tuturnya. (M Zulfikar)
baca juga; Rizal Ramli Menyesal Kritik "Token" Isi Ulang Listrik
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.