Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transportasi Massal Tak Bisa Ditunda-tunda Lagi

Kompas.com - 10/09/2015, 16:46 WIB
JAKARTA, KOMPAS - Satu lagi tonggak sejarah pembangunan transportasi massal modern di Indonesia ditancapkan dengan peletakan batu pertama proyek kereta ringan di Jakarta oleh Presiden Joko Widodo, Rabu (9/9/2015). Presiden menegaskan, pembangunan transportasi massal di Indonesia tak bisa ditunda-tunda lagi.

(baca juga: Harga Tiket LRT Dipatok di Kisaran Rp 10.000-Rp 15.000 per Orang)

”Indonesia masih tertinggal dalam pembangunan infrastruktur, utamanya transportasi massal. Sesuatu yang tertunda cukup lama, harus segera kita mulai,” kata Presiden Jokowi di lokasi pembangunan stasiun KA ringan (light rail transit/LRT) di tepi Tol Jagorawi, tepat di seberang Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.

Kereta ringan yang terkoneksi dengan moda transportasi massal di Jakarta ini ditargetkan selesai pada 2018. Kehadirannya diharapkan turut mengurai kemacetan akut di Jakarta.

Presiden menegaskan, semua pihak harus bersama-sama menyukseskan proyek LRT dan semua proyek transportasi massal lain di Jakarta. ”Jangan ditunda-tunda lagi karena ini menyangkut kemacetan Jakarta yang sudah akut,” katanya.

Acara itu dihadiri, antara lain, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil. Hadir pula Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Direktur Utama PT Adhi Karya Kiswodarmawan.

Tiga tahun lalu
Pembangunan LRT digagas tiga tahun lalu saat Jokowi masih menjabat Gubernur DKI Jakarta. Namun, proyek ini baru bisa dimulai pekan ini atau seminggu setelah Presiden pada 2 September 2015 menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan LRT dan Perpres No 99/ 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum di Jakarta.

Pemerintah pusat menugasi BUMN PT Adhi Karya untuk membangun prasarana LRT ini.

Proyek pembangunan LRT oleh pemerintah pusat ini terdiri atas dua tahap dengan total panjang jalur 83,6 kilometer (km). Pada tahap I akan dibangun rute Cibubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang, dan Cawang-Dukuh Atas sepanjang 42,1 kilometer dengan 18 stasiun. Sementara pada tahap II akan dibangun rute Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, dan Palmerah-Grogol sepanjang 41,5 km dengan 10 stasiun.

Kiswodarmawan mengatakan, pembangunan dua tahap LRT itu ditargetkan rampung pada 2018. Pembangunan tahap I dimulai akhir 2015, sementara tahap II akan dimulai akhir 2016.

Pembangunan prasarana kereta ringan ini diperkirakan menelan biaya lebih dari Rp 23 triliun. Adapun estimasi untuk pembangunan sarana sekitar Rp 5 triliun. ”Sesuai keinginan Bapak Presiden, LRT diharapkan dapat beroperasi saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018,” ujar Kiswodarmawan.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN Pekerja melintas dekat proyek sistem transportasi kereta ringan (light rail transit/LRT) yang diresmikan pembangunannya dengan peletakan batu pertama oleh Presiden Joko Widodo di kawasan Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (9/9/2015). Pembangunan dua koridor awal LRT, yakni Cibubur-Cawang-Dukuh Atas sepanjang 24,2 kilometer (km) dan rute Bekasi Timur-Cawang-Dukuh Atas sepanjang 17,9 km, membutuhkan anggaran Rp 23,8 triliun dan ditargetkan selesai dalam waktu tiga tahun.

Menurut dia, jalur LRT berupa jalur layang yang menggunakan ruas di sisi tol. Dengan demikian, proyek ini akan mengoptimalkan lahan yang dimiliki pemerintah dan meminimalkan pembebasan lahan.

”Jika ada lahan yang dibebaskan, sifatnya business to business yang menjadi tanggung jawab konsorsium BUMN. Jadi, tak perlu lagi pembebasan lahan oleh pemerintah daerah,” kata Kiswodarmawan.

Dalam sambutannya, Presiden meminta pengoperasian LRT ini bisa diintegrasikan dengan moda transportasi massal lain di Jakarta, seperti KRL commuter line, kereta cepat massal (MRT), kereta ringan DKI Jakarta, serta bus transjakarta dan transjabodetabek.

(baca juga: Kemenhub: Lelang Operator LRT Dimulai Awal Tahun Depan)

Tidak hanya di Jawa

Mengakhiri sambutan, Presiden menegaskan, pembangunan transportasi massal kereta tidak hanya terfokus di Pulau Jawa. Akhir bulan ini, pemerintah akan mulai membangun kereta api di Sulawesi.

”Saya mau (proyek itu) dikerjakan dulu 5-7 kilometer, baru saya mau groundbreaking,” kata Presiden.

Pemerintah juga tengah merancang pembangunan jalur kereta api di Papua. Saat ini tengah disusun studi kelayakan yang diperkirakan selesai pada akhir Desember 2015.

”Ini perlu saya sampaikan agar tidak ada kesan hanya Jawa saja yang dibangun,” ujar Presiden Joko Widodo. (why/ilo/ARN)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 September 2015, di halaman 1 dengan judul "Transportasi Massal Tak Bisa Ditunda-tunda Lagi".

Kompas TV Presiden Resmikan Pembangunan LRT


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com