JAKARTA, KOMPAS.com - Ketidakpastian baru terkait kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed kembali menekan rupiah. Di pasar spot Senin (21/9/2015), rupiah versus dollar AS melemah 0,78 persen ketimbang posisi akhir pekan lalu menjadi 14.486,20.
Sementara kurs tengah rupiah di Bank Indonesia menguat 0,08 persen ke 14.451. The Fed menunda kenaikan suku bunga di bulan September.
Namun Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menyebut spekulasi baru muncul. Pada Minggu (20/9/2015), Presiden The Fed San Fransisco, John Williams menyebutkan, akan tetap menaikkan bunga pada FOMC Meeting Oktober atau November mendatang.
“Rupiah melemah karena sentimen ini dan menyebabkan capital outflow di pasar saham dan obligasi,” jelas Christian.
Selasa (22/9/2015) ini, ia memprediksi rupiah kembali tertekan di 14.495–14.435. Pasar menanti pidato Presiden The Fed Atlanta, Dennis Lockhart tentang ekonomi AS.
Trian Fathria, Research and Analyst Divisi Treasury PT Bank Negara Indonesia Tbk bilang jika pernyataan Lockhart hawkish (memberikan indikasi kenaikan), rupiah akan melemah lagi. Maklum dari dalam negeri, masih minim katalis. Prediksinya rupiah bergerak di 14.420–14.490. (Maggie Quesada Sukiwan)
baca juga: Ringgit Alami Pelemahan Terbesar Dua Pekan Terakhir
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.