Berdasarkan data Bloomberg, pukul 09.00 WIB, mata uang garuda merosot ke posisi Rp 14.811 per dollar AS, lebih rendah dibandingkan penutupan sebelumnya pada 14.674. Tercatat pada tanggal 17 Juni 1998, rupiah pernah berada di puncak rekor terlemah di posisi Rp 16.650 per dollar AS.
Kemarin, meski sempat melorot hingga mendekati level 14.800, rupiah berhasil menguat 0,12 persen menjadi Rp 14.674. Sementara kurs tengah rupiah di Bank Indonesia melemah 0,04 persen ke Rp 14.696.
Andri Hardianto, Research and Analyst Fortis Asia Futures, mengatakan, rupiah tertopang sentimen positif dari wacana pemerintah memperbesar syarat non-jaminan ekspor dari 1 juta dollar AS menjadi 5 juta dollar aS. “Menteri keuangan pun ikut melayangkan sentimen positif ke pasar,” tambah Andri seperti dikutip Kontan.
Menkeu bilang serapan anggaran pemerintah baru 60 persen, tetapi segera membengkak dalam waktu dekat.
Dari eksternal, data ekonomi AS yakni PDB kuartal II-2015 naik ke level 3,9 persen dari 3,7 persen. Ini menegaskan solidnya ekonomi AS.
Hari ini, Andri memprediksi rupiah di 14.680–14.800.
Baca juga: Wapres Yakin Perekonomian RI Bisa Bertahan di Tengah Gejolak Ekonomi Global
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.