Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tata Ulang Aturan Main Ekonomi, Pemerintah Mengaku Sudah "Ngaca"

Kompas.com - 08/10/2015, 20:01 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong mengatakan, pemerintah saat ini sedang berusaha menata kembali berbagai peraturan yang dinilai sudah sangat banyak dan justru menyulitkan dunia usaha. Namun, ucap dia, usaha penataan itu tak bisa dilakukan tergesa-gesa. Apalagi, dalam kondisi ekonomi yang melemah saat ini. "Kadang-kadang kita tergesa-gesa dan memperparah situasi. Pemerintah saat ini, kita menata mendalam dan banyak peraturan yang sangat menyulitkan dunia usaha. Sebelum terlalu canggih membuat kebijakan baru, inisiatif yang muluk, kita ngaca dulu secara jujur dan melihat diri kita sendiri. Bukan rahasia lagi, bahwa perizinan, peraturan itu sudah kebangetan lah," ujar Thomas di Jakarta, Kamis (9/10/2015).

Lebih lanjut kata dia, aturan-aturan yang banyak itu sudah terlalu berbelit-belit. Saking berbelitnya ucap Thomas, para pejabat yang membuat aturan itu justru ikut bingung.

Banyak aturan yang susah disinkronkan satu sama lain. Oleh karena itulah, pemerintah, kata dia mengeluarkan paket kebijakan deregulasi untuk menata kembali aturan-aturan tersebut.

Dia berharap, kebijakan itu mampu menumbuhkan kembali kepercayaan pelaku usaha kepada pemerintah yang tergerus karena aturan yang menyulitkan. "Ini juga masalah trust, kita siap untuk trust kepada dunia usaha. Sampai Menko (Darmin Nasution) bilang kita ini jangan sok tahu. Terlalu banyak ngatur. Padahal ekonomi kita sudah terlalu kompleks. Harusnya kita dengar masukan dari dunia usaha," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com