Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Orang seperti RJ Lino Selalu "Diganggu"?

Kompas.com - 19/10/2015, 05:30 WIB

Saya kira mudah menganalisisnya. Sebab, apa pun alasan yang diucapkan, dengan gaji dinaikkan, Anda tak bisa lagi bersantai-santai seperti kemarin.

Cara kerja guyub dan kurang elok sudah pasti harus ditinggalkan. Siapa pun yang melakukannya terancam dimutasi atau dikeluarkan.

Awal tahun ia memimpin, saya mendengar sudah 50 orang lama dikeluarkan karena berbagai alasan. Ini mengusik rasa nyaman, tetapi baik bagi masa depan bangsa.

Setelah itu saya mendengar ada 25 orang pegawai yang dikirim sekolah ke Belanda. Sewaktu saya berkunjung ke kampus Erasmus Universiteit, saya mendengar dari dekan setempat tentang telepon RJ Lino agar mereka mau menerima 20 pegawai Pelindo II untuk melanjutkan studi di sana.

“Kalau mengikuti prosedur, mereka kemungkinan baru diterima beberapa tahun kemudian, bahkan sebagian belum memenuhi kriteria,” ujar mereka.

Tetapi, Lino kembali mengikuti saran saya bahwa pegawai harus dibukakan matanya agar mampu “melihat”.

Alhasil, mereka pun berangkat. Pengetahuan dan wawasan meningkat. Sejak itu muncullah kegairahan belajar.

Anak-anak muda lulusan kampus-kampus terkemuka berebutan masuk menjadi pegawai Pelindo II. Kalau ditanya mengapa, mereka menjawab tiga hal ini: ingin melakukan perubahan, gaji besar, dan bisa sekolah ke luar negeri.

Kedatangan anak-anak muda ini jelas merupakan ancaman bagi pegawai-pegawai lama yang tak mau berubah.

Saya sempat mengingatkan Lino, “Hati-hati, mereka butuh mainan. Kalau tidak, kelompok yang merasa terancam dapat mengorganisir kekuatan. Apalagi bila gaji mereka sudah besar, mereka bisa merekrut konsultan dan lobyist untuk menyingkirkan Anda.”

Lino kelihatannya paham, tetapi ia bukan tipe orang yang kompromistis.

Musuh berdatangan

Kalau ada yang mengatakan Lino itu sombong, mungkin saya orang yang paling setuju. Tetapi, saya kira ia berbeda dengan figur-figur politisi yang biasa kita lihat angkuh dan arogan tanpa hasil kerja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com