KOMPAS.com – Bayangkan, saat ini posisi manajer di divisi Anda sedang kosong. Beredar kabar, beberapa kandidat internal sudah diajukan untuk mengisi kekosongan ini. Kira-kira, apakah nama Anda tercantum dalam daftar calon?
Atau, anggaplah Anda seorang entrepreneur yang sedang merencanakan perluasan bisnis. Brand perusahaan Anda sudah lumayan terkenal di kalangan investor. Tapi, apakah itu saja cukup?
Ternyata, saat menyodorkan rancangan kerja sama bisnis, yang kerap menjadi pertanyaan kebanyakan investor adalah "siapa Anda?" Dalam keadaan seperti itu, sadar atau tidak, mereka sebenarnya sedang berbisnis dengan Anda, bukan dengan perusahaan.
Ya, mereka akan menilai Anda sebagai individu. Hal ini mencakup kemahiran Anda berbicara, pengetahuan profesional, atau hal sederhana, seperti apakah Anda seorang yang menyenangkan dan sopan.
Lalu, bagaimana cara meraih kepercayaan mereka?
Dalam keadaan tersebut, dibutuhkan sebuah senjata bernama "Personal Branding" atau pencitraan diri. Personal branding didefinisikan sebagai seni membangun citra unik yang identik dengan diri Anda sebagai individu. Ini seharusnya menjadi nilai kompetitif yang membuat Anda tampil beda dan unggul.
Nah, pertanyaannya sekarang, dari mana kita harus memulai? Dikutip dari inc.com, berikut tahap-tahap penguatan personal branding yang perlu dilakukan:
Tentukan spesialisasi
Mulailah dari pertanyaan: ingin dikenal sebagai siapakah Anda? Setelah itu, buat daftar keahlian dan lingkari bagian yang paling dikuasai.
Selanjutnya, kembangkan keahlian itu menjadi sesuatu yang spesifik dan unik. Karena mungkin, tak hanya Anda yang menggeluti bidang tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.