Justru keindahan itu ada pada anatominya, bukan bungkus-bungkusnya yang bisa mengaburkan content (isinya).
Nah pertanyaannya, mengapa patung-patung itu tidak selesai? Betul, ke-4 patung itu dinamakan para ahli sebagai karya "non-finito" (tidak selesai).
Profesor tua yang menjadi koresponden untuk kajian-kajian yang saya lakukan itu menjelaskan, "Inilah bagian dari sejarah penting Italia. Anda tahu kan, abad ke-17 hingga ke-18, Italia dikuasai mafia. Mereka terus menganggu wali kota, gubernur, seniman besar, dan penguasa. Mafia terus menekan agar karya-karya mereka tak selesai, lalu dihujat oleh massa agar kehilangan kredibilitas, lalu dituding korupsi walaupun tak ada buktinya sama sekali."
Saya jadi teringat ucapan Risma saat ia "tak diberikan lawan" oleh partai-partai politik yang berseberangan dengan dirinya.
Di Kompas edisi 9 Agustus 2015, saya membaca kalimatnya: Mimpi saya belum terwujud. Apa saja mimpi-mimpi itu?
"Banyak yang belum tuntas, terutama infrastruktur, seperti jalan lingkar luar barat, luar timur, underpass di Jalan Mayjen Sungkono, pembangkit listrik (tenaga) di Benowo, dan trem yang melingkari kota Surabaya."
Kalau semua itu menjadi nonfinito, maka publik hendaknya belajar tiga hal ini. Pertama, setiap kali sebuah infrastruktur selesai, maka bukanlah kontraktor atau wali kota yang diuntungkan.
Apakah itu pelabuhan, jalan tol, kereta cepat, pembangkit listrik, pasar, atau sekadar gorong-gorong di tepi jalan, bila semua itu selesai, maka yang sudah pasti diuntungkan adalah kita, masyarakat.
Kedua, di mana ada proyek, sudah hampir pasti di situ terjadi perebutan dan persaingan. Ada yang mau bekerja tak terima uang, tetapi malah dituding mencuri.
Ada yang mau kerja, tetapi diperas kanan kiri sehingga tidak tuntas. Ada yang terima uang, tetapi tidak memberi kontribusi apa-apa, lalu menuding yang tak terima uang sebagai koruptor.
Ini biasa sekali terjadi di sini. Polanya selalu demikian dalam perubahan.
Ketiga, ingatlah ini. Kalau pemimpin terus diganggu, yang pertama-tama dirugikan adalah kita. Saya tak tahu persis apakah Anda mengamati bahwa ada demikian banyak pekerjaan besar yang non-finito.