Data Bloomberg menunjukkan, rupiah sempat dibuka menguat ke posisi 13.585 dibandingkan penutupan kemarin pada 13.619. Namun, perlahan perlahan tapi pasti, rupiah tertekan hingga kembali di atas level 13.600.
Tercatat, pukul 08.45 WIB, mata uang garuda melemah ke posisi Rp 13.647 per dollar AS.
Kamis (29/10/2015), rupiah tertekan oleh pernyataan The Fed yang membuka peluang kenaikan suku bunga pada tahun ini.
Di pasar spot, rupiah melorot 1,03 persen ke level Rp 13.619 per dollar AS. Namun, kurs tengah Bank Indonesia (BI) masih mencatat penguatan 0,5 persen ke posisi Rp 13.562 per dollar AS.
Menurut Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual, pergerakan rupiah searah mata uang regional dan bursa saham yang terkoreksi. "Pernyataan The Fed dibaca hawkish oleh pasar," ujarnya seperti dikutip Kontan.
Mata uang garuda semakin loyo karena minim sokongan dari dalam negeri. Data inflasi dan produk domestik bruto baru dirilis pekan depan. Itu sebabnya, prediksi David, pergerakan rupiah akhir pekan ini diwarnai sentimen eksternal.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.