Berdasarkan data Bloomberg, mata uang garuda dibuka melorot ke posis Rp 13.712 per dollar AS, dibandingkan penutupan pekan lalu pada 13.564.
Hari ini rupiah menghadapi tekanan eksternal seiring positifnya data ekonomi Amerika Serikat.
Akhir pekan lalu (6/11/2015), di pasar spot, rupiah terpeleset 0,16 persen ke Rp 13.564 per dollar AS. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, rupiah masih menguat 0,38 persen ke Rp 13.550 per dollar AS.
Analis SoeGee Futures Nizar Hilmy menyebutkan, isu eksternal mulai menyulitkan rupiah sejak akhir pekan lalu. Maklum, Gubernur The Fed menyatakan peluang kenaikan suku bunga akhir tahun ini semakin terbuka.
Tekanan terhadap rupiah bakal semakin kuat, setelah data ekonomi AS terbaru sangat solid. Penyerapan tenaga kerja di luar sektor pertanian per Oktober jauh melebihi perkiraan. Selain itu, tingkat upah rata-rata tumbuh melebihi ekspektasi.
"Data ini semakin membuka peluang kenaikan suku bunga tahun ini," jelas Nizar seperti dikutip Kontan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.