Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turun, Penjualan Minuman Energi Sido Muncul

Kompas.com - 10/11/2015, 19:34 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk melaporkan penjualan selama sembilan bulan pada 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 3,5 persen menjadi Rp 1,65 triliun. Meski demikian, dari beberapa produk yang diproduksi oleh Sido Muncul, penjulan produk minuman energi mengalami penurunan.

Menurut laporan emiten berkode SIDO ini, segmen produk herbal dan suplemen merupakan kontributor penjualan terbesar dengan pertumbuhan penjualan mencapai 12,7 persen. Meski demikian, segmen produk makanan dan minuman sehat (healthy food and beverage) mengalami penurunan sebesar 12,1 persen akibat penurunan penjualan minuman berenergi.

Venancia Sri Indrijati, Direktur Keuangan Sido Muncul mengaku bahwa memang terjadi penurunan penjualan minuman berenergi, sementara penjualan produk herbal tetap meningkat.

Akan tetapi, perseroan telah melakukan upaya antisipatif untuk terus menggenjot penjualan produk minuman berenergi. "(Penjualan) minuman energi turun, tapi market share kita masih 50 sampai 60 persen. Untuk produk minuman berenergi kami ada yang bubuk dan ada yang cair," terang Venancia di Jakarta, Selasa (10/11/2015).

Lebih lanjut, Venancia menjelaskan bahwa untuk antisipasi perubahan preferensi konsumen, Sido Muncul meluncurkan produk minuman berenergi siap minum pada kuartal III 2015. Saat ini, perkembangan produk siap minum tersebut masih pada tahap distribusi.

Adapun untuk segmen produk pharmaceutical, penjualan yang berhasil diraih perseroan masih stabil dengan kontribusi penjualan mencapai 3,6 persen dari total penjualan perseroan.

Presiden Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat menjelaskan, pihaknya tidak hanya memproduksi produk herbal dan jamu, namun juga produk farmasi berupa obat-obatan. "Farmasi kami ada banyak jenis. Yang kami lakukan sekarang adalah mempersiapkan, kami sudah mendaftarkan produk antibiotik dan obat-obat untuk penyakit diabetes. Di Badan POM kami sedang mendaftatkan dan ini butuh waktu. Pertengahan tahun depan mudah-mudahan segera siap," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com