Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri ESDM: Beroperasinya TPPI Bisa Perkuat Rupiah

Kompas.com - 11/11/2015, 12:37 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan beroperasinya Kilang Trans Pacific Petroleum Indotama (TPPI) berkontribusi terhadap perbaikan nilai tukar rupiah.

Sudirman menjelaskan, beroperasinya TPPI akan mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) 30 persen ketika nantinya beroperasi dengan kapasitas penuh.

Selain itu, beroperasinya TPPI juga menyerap kondensat yang dihasilkan oleh lapangan-lapangan minyak di Indonesia. Hal tersebut tentu saja mengurangi ketergantungan pada impor minyak mentah karena ada tambahan minyak mentah yang diolah dalam negeri.

"Secara ekonomi makro, penurunan impor BBM dan penggunaan minyak mentah untuk diolah sendiri berkontribusi pada penguatan nilai tukar rupiah," kata Sudirman melalui keterangan resmi, Rabu (11/11/2015).

Lebih lanjut dia bilang, hal tersebut terkajadi lantaran kebutuhan mata uang dollar AS untuk membayar impor BBM berkurang secara signifikan.

Asal tahu saja, kilang TPPI dibangun pada tahun 1995, dan merupakan salah satu kilang terbaik di Indonesia saat ini dari sisi teknologi dan tingkat efisiensi Peresmian beroperasinya TPPI oleh Pertamina merupakan tahapan dan pencapaian penting bagi penataan industri migas dan peningkatan efisienssi dan ketahanan energi nasional.

"Keputusan pemerintah untuk mengambil alih TPPI secara korporasi merupakan solusi permanen setelah 15 tahun mengalami ketidakpastian," ungkap Sudirman.

Berbagai masalah selama ini, diakui Sudirman, menerpa TPPI mulai dari ketidakjelasan struktur kepemilikan, situasi keuangan, kepastian pasokan bahan baku dan pemasaran hasil olahan.

Akibat dari ketidakpastian tersebut, kilang ini selama dua tahun terakhir berhenti beroperasi.

"Keputusan pemerintah untuk melakukan pengambilalihan dan pengoperasian oleh Pertamina merupakan bagian dari penguatan tata kelola migas secara menyeluruh," kata Sudirman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com