Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudirman Said Blakblakan soal Freeport dan Petral

Kompas.com - 13/11/2015, 11:29 WIB

Sudirman:
Saya cenderung begitu karena minimal kita harus punya pembelajaran bahwa yang namanya kejahatan, perbuatan yang tidak proper itu harus diketahui publik agar jadi pembelajaran.

Saya punya keyakinan, yang begitu itu makin hari makin pendek, jadi begitu disampaikan kepada publik, inilah yang terjadi, maka orang akan belajar, dan perkara itu sampai ke proses hukum yang mengarah pada tindakan hukum, saya tidak punya judgement, itu harus diserahkan.

Budiman:
Meskipun itu akan menyentuh orang-orang kuat?

Sudirman:
Sejarah, kan, selalu begitu. Setiap posisi, setiap otoritas itu harus punya tanggung jawab. Setiap tindakan itu harus dipertanggungjawabkan. Kalau kemudian kita terus-menerus menaruh persoalan di bawah karpet, publik tidak akan pernah belajar dan kita tak punya perbaikan.

Budiman:
Jadi, sebaiknya dibuka kepada publik dan kalau ada pelanggaran diselesaikan secara hukum. Setelah itu, semua selesai. Bagaimana Kementerian ESDM mengelolanya agar semuanya beres?

Sudirman:
Sebetulnya sambil jalan, kan, dilakukan perbaikan, misalnya kita dorong supaya unit supply chain Pertamina dihidupkan. Saya kira mereka sudah mengerjakan dengan baik. Kemudian efisiensi di bidang pasokan.

Bagaimana dealing langsung dengan produsen. Saya sibuk keliling ke berbagai negara untuk mencari kesempatan itu. Jadi, judul besarnya adalah efisiensi rantai pasokan dan itu sedang dikerjakan.

Nah, ketika audit ini selesai dan memberikan pembuktian bahwa, ”lihatlah masa lalu, praktiknya begini”, itu akan memperkuat usaha-usaha ke sana. Nah, ke depan lagi, saya mendapat respons positif dari para trader besar.

Setelah kami melakukan proses benah-benah ini, mereka merasa lebih nyaman untuk berniaga dengan Pertamina. Karena di masa lalu, ini juga hasil audit, auditor mengatakan dari interview dengan para trader, mereka cenderung mengatakan, kalau tidak melewati pihak tertentu, sulit masuk ke dalam lingkungan Pertamina.

Budiman:
Siapa sosok yang memang sangat powerful itu?

Sudirman:
Saya tidak sebut nama, tetapi setelah auditnya jelas, akan disampaikan juga (kepada publik).

Budiman:
Ada kritik Petral dibubarkan, hanya berganti wajah dengan Petral-Petral lain.

Sudirman:
Saya kira tidak benar. Itu spekulasi dan itu embusan dari orang-orang yang ingin mengatakan itu kebijakan yang salah dan karena itu lahir Petral lain.

Yang lahir adalah vendor yang menawarkan opsi yang lebih baik. Jadi, misalnya dulu ada satu spekulasi: Petral dibubarkan, suplai akan macet. Itu tidak terjadi.

Kemudian Petral dibubarkan, harga akan naik, malah sebaliknya. Petral ditutup, tender dilakukan Pertamina, diskon yang semula hanya 35 sen dollar AS menjadi 1,25 sen dollar AS. Artinya memang terbukti itu adalah suatu psywar yang alhamdulillah hari ini suplai Pertamina baik-baik saja.

Budiman:
Bagi publik, apakah Petral bubar atau tidak bubar, efeknya harga BBM menjadi lebih murah. Bagaimana sebetulnya?

Sudirman:
Iya betul. Kan, ada policy yang konsumsinya untuk publik, ada yang konsumsinya untuk elite. Apa boleh buat. Petral barangkali tidak dimengerti oleh masyarakat, tetapi saya kira itulah tempat bersembunyi selama ini. Jadi, mereka bersembunyi karena rakyat tidak tahu, lalu kemudian mencoba mengooptasi elite, jadilah seperti sekarang.

Menurut saya, tidak semua policy mesti dipahami dan yang penting kita punya keyakinan akhirnya benefit-nya dinikmati masyarakat. Kapan benefit dinikmati masyarakat, ketika trader mendapat diskon yang lebih baik, akhirnya suplai lebih efisien. Itu sebetulnya serta-merta harga lebih terjangkau.

Budiman:
Kadang Mas Dirman dituding sebagai bagian dari mafia migas itu sendiri.

Sudirman:
He-he-he, tahun 2008, demonya begitu. Sudirman mafia minyak.

Budiman:
Sebetulnya Anda mafia atau mafia?

Sudirman:
He-he-he. Saya kira saya lawannya mafia minyak.

Budiman:
Lalu, orang yang menuding Anda mafia minyak bagaimana?

Sudirman:
Paling enak, kan, memberikan cermin, dan saya sudah biasa dibegitukan. Ha-ha-ha.

(Diolah oleh ROBERT ADHI KSP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com