Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meraup Puluhan Juta Rupiah dengan Mencuci Sepatu

Kompas.com - 14/11/2015, 12:50 WIB

Banyak gerai

Layaknya usaha binatu pakaian yang selalu basah, demikian pula halnya dengan usaha perawatan sepatu. Apalagi, pemain dalam bisnis ini belum terlalu banyak seperti binatu pakaian. Namun, dari segi proses pencucian, mencuci sepatu tak sama dengan mencuci pakaian.

Beranjak dari pengalaman Yenda dan Tirta, para pemain di bisnis perawatan sepatu memiliki satu kesamaan, yakni sama-sama kolektor sepatu. Sebagai kolektor, mereka tahu seluk-beluk sepatu, mulai dari material yang digunakan serta cara perawatan.

Apalagi Yenda yang sempat jadi tenaga pemasaran di perusahaan sepatu.

“Sebagai staf marketing, saya dituntut punya pengetahuan tentang produk. Dari situ, saya percaya diri untuk membuka usaha ini,” kata dia.

Selain itu, Yenda kerap menambah pengetahuan dengan menjelajahi situs pencarian Google dan Youtube.

Hal yang sama juga dialami Tirta. Memiliki puluhan sepatu membuatnya punya pengalaman merawat sepatu. Tirta pun rajin melakukan riset agar ia paham betul menangani sepatu dari berbagai jenis dan bentuk.

Dari segi modal, Yenda merogoh kocek sebanyak Rp 70 juta. Sebagian dari modal itu digunakan untuk membuat produk pembersih.

Menurut Yenda, persaingan di bisnis perawatan sepatu sudah mulai terasa kencang. Pemain-pemain baru bermunculan, baik di ibukota maupun di kota-kota lain.

Agar bisa mengungguli pemain-pemain lain, Yenda berpikir ia harus punya produk sendiri yang membedakan Shoebible dari binatu sepatu lainnya. Produk pembersih yang ia buat diberi merek Swasher. Produk ini terbuat dari bahan minyak bunga matahari dan minyak kelapa.

Yenda sengaja membuat produk pembersih dari bahan natural. Pasalnya, saat membersihkan sepatu, tangan pasti terkena sabun pembersih.

“Dengan bahan natural, sepatu bersih, efek di tangan pun tidak bahaya,” ucap dia.

Awalnya, ia memproduksi 1.000 botol Swasher. Proses produksi diserahkan pada rekannya yang sudah berpengalaman.

Sebelum membuka gerai di Pasar Santa, Yenda mengikuti bazar di Brightspot, tahun lalu. Tak disangka, semua produk terjual dalam bazar selama empat hari tersebut.

Yenda pun semakin percaya diri menawarkan jasa cuci sepatu. Terbukti sampai sekarang, 70 persen pendapatannya berasal dari jasa pembersihan sepatu. Sisanya merupakan hasil dari penjualan produk.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com