Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menembus Jepang Pakai Pisang...

Kompas.com - 17/11/2015, 05:11 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

KOMPAS.com – Pisang Indonesia mulai menembus pasar ketat Jepang. Nilainya belasan juta dollar AS di tengah pasar ekspor komoditas yang tengah lesu.

Peluang datang dari sektor-sektor nontradisional di tengah ketidakpastian perekonomian global. Apa tantangannya?

"Baru tahun ini Indonesia dapat memanfaatkan kuota pisang sebanyak seribu ton per tahun dengan tarif nol persen," kata Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra, pada medio Juni 2015, seperti dikutip Antara.

Menurut Yusron, tembusnya pisang ke pasar Jepang adalah momentum penting. Karena, kata dia, pasar produk pertanian Jepang sangat ketat. Negara ini punya standar mutu dan kesehatan pangan yang tinggi untuk impor.

Kesepakatan Indonesia-Jepang dalam Economic Partnership Agreement (IJEPA) pada 2008 rupanya memang menjadi pintu masuk bagi ekspor produk pertanian Indonesia ke Negeri Sakura itu. Jepang adalah negara dengan konsumsi 5,4 juta ton buah per tahun, dengan 1,8 juta ton berasal dari pasokan impor.

Sampai saat ini pisang masih menjadi salah satu porsi impor buah terbesar Jepang. Angka impornya mencapai satu juta ton per tahun. Berikutnya adalah nanas dengan 200.000 ton per tahun.

Selama ini pasokan buah Jepang banyak datang dari Filipina. Namun, pada 2015 pisang dan nanas Indonesia juga sudah mulai membanjiri pasar Jepang, dengan perkiraan nilai mencapai 15 juta dollar AS.

Peluang

Sukses pisang dan nanas menembus pasar Jepang, seyogianya menjadi pintu pembuka peluang untuk mendongkrak ekspor buah. Di tanah Khatulistiwa, ada serentet buah eksotis, termasuk durian dan manggis.

Ada juga mangga, yang selama ini sudah banyak diekspor Indonesia ke Singapura. Mangga arum manis, misalnya, dijual lebih dari 200 ton per tahun dengan harga jual Rp 50.000 per kilogram ke negeri Singa itu.

"Jika ada 1.000 pengusaha arum manis saja dapat mengekspor 200.000 ton mangga,” ujar Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Mangga telah pula diekspor ke Malaysia, Hongkong, Brunei Darussalam, dan sebagian kawasan jazirah Arab.

Amran berharap, buah-buahan dengan kualitas ekspor terus bertambah. Namun, untuk mendongkrak angka ekspor, standar mutu menjadi prasyarat yang harus terpenuhi sejak pemanenan.

Ketertarikan pasar luar negeri ada pada mutu penampilan dan kesegaran buah lokal. Juga, ukuran produk besar dan warna relatif seragam, yang dipercantik dalam kemasan protektif dan menarik.

Per September 2015, ekspor pertanian Indonesia tercatat mencapai 4 252,7 juta dollar AS, meningkat 0,73 persen dibandingkan periode yang sama pada 2014 merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS). Nominal ini memang masih di bawah pencapaian sektor lain, tetapi peluang jelas membentang.

Untuk menembus pasar internasional dibutuhkan edukasi bagi para petani dan pelaku bisnis pertanian mengenai persyaratan kualitas produk. Edukasi tersebut mencakup pelatihan teknis dan pejaminan mutu budidaya, panen, dan penanganan setelah panen.

Selain itu, pelaku bisnis di sektor ini juga harus mampu melakukan lobi dan perluasan perdagangan internasional. Tak terkecuali, butuh dukungan dan mitra terpercaya dari industri perbankan. Selain itu, butuh bank dengan jaringan luas dan fasilitas yang tepat, untuk memastikan transaksi perdagangan lintas-batas negara tak terkendala.

Di antara perbankan nasional, PT Bank Central Asia Tbk, merupakan bank yang sudah diakui kapasitasnya melayani perdagangan internasional. Dukungan yang dimiliki antara lain berupa jaringan lebih dari 2.000 korespondensi perbankan di seluruh dunia dengan 14 mata uang.

Bagaimanapun, kepastian, kecepatan, dan ketepatan pembayaran—yang jelas pula butuh dukungan perbankan—dalam transaksi perdagangan internasional merupakan kebutuhan mutlak.

Jadi, siap mendobrak pasar global dengan produk-produk non-tradisional? Untuk informasi lebih lanjut, klik di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com