Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berwirausaha Cukup Bermodal Nyali? Enak Saja!

Kompas.com - 20/11/2015, 05:31 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

KOMPAS.com – Seberapa besar nyali harus Anda kumpulkan untuk mulai berwirausaha? Apa yang perlu Anda siapkan?

Rhonda Abrams, pakar rencana bisnis dari Amerika Serikat punya sejumlah kunci jawabannya. Dia bilang, bukan hanya nyali saja yang dibutuhkan untuk mulai berwirausaha.

"Tapi (juga) rencana dan aksi," katanya.

Seperti dilansir Huffingtonpost, Rabu (11/11/2015), Abrams merinci kunci-kunci itu dan merujuk pada pengalamannya menggeluti perencanaan bisnis. Jasa dan sarannya sudah terbukti oleh jutaan perintis bisnis di sana.

Berikut sejumlah kunci memulai berwirausaha ala Abrams:

Temukan peluang   

Hal pertama harus dicari oleh pebisnis, lanjut Abrams, adalah peluang. Mata pebisnis harus jeli menangkap peluang di segala segmen melalui pertimbangan tren industri, demografi, keunikan, dan keterbatasannya.

Setelah itu, kerja berikutnya adalah menyusun rencana. Jangan ada satu pun yang terlewat.

"Rencana, rencana, dan rencanakan kembali. Tapi, jangan lupa untuk mengukur tujuan, lalu evaluasi kembali rencana yang telah dibangun. Kemudian, atur deadline," ujar Abrams.

Hal yang tak boleh dilupakan berikutnya adalah belajar dari kendala selama proses menemukan peluang. Cobalah melihat sesuatu dari beberapa sudut pandang untuk membentuk inovasi baru. 

"Ada baiknya membuat catatan selama menjalani prosesnya. Catatan ini akan merekam seluruh ide Anda. Cek catatan tersebut secara berkala untuk mengumpulkan (lagi) inspirasi," tutur Abrams.

Pemasaran

Setelah memastikan berwirausaha, tantangan yang harus mendapat perhatian adalah pemasaran. Tanpa pemasaran yang baik, bisnis Anda tak akan menjadi apa-apa.

Abrams mengatakan, pemasaran harus disesuaikan dengan segmen yang disasar. Media pemasaran pun harus sesuai segmen pilihan itu.

Di zaman digital seperti saat ini, saran Abrams itu dapat lebih mudah dijalankan. Kalau dulu wirausahawan harus punya pos pembiayaan sendiri jasa pemasaran, kini era digital memberikan cara baru yang bisa menjadi alternatif tanpa banyak merogoh ongkos.

Gaya pemasaran digital memungkinkan pemasaran dilakukan lewat media sosial. Pemasaran juga dapat memanfaatkan situs-situs belanja selama belum punya online shop sendiri.

Tinggal cari situs belanja yang terpercaya untuk memulai menawarkan produk dan jasa sembari menyiapkan situs milik sendiri. Di Indonesia, ada situs belanja seperti Bukalapak.com, dengan pengguna di dalamnya sekaligus merupakan penjual dan pembeli.

Berdayakan jaringan

Menurut Abrams, membangun bisnis tak bisa dilakukan sendirian. Meski bisnis lambat-laun berkembang, satu hal yang tetap mutlak dikembangkan adalah jaringan. 

Thinkstock Ilustrasi: Networking

Jaringan dibutuhkan untuk mendapatkan saran dan kritik yang bisa menjadi kontrol atas perkembangan usaha. Mengembangkan jaringan, kata Abrams, bahkan sebaiknya sudah dilakuka jauh hari sebelum memulai berwirausaha. 

"Jaringan rekan bisnis dan teman Anda kelak bisa menjadi orang yang berjasa untuk bisnis Anda," ujar Abrams.

Lakukan sekarang juga

Kini, jika semua tahapan sudah Anda penuhi, jangan ragu untuk beraksi. Jalankan semua rencana Anda.

"Setelah membuka akses, lakukan sekarang juga," kata Abrams. 

Tanpa tindakan, semua rencana, upaya pemasaran, dan jaringan yang dibangun akan menjadi sia-sia. Namun, jalankan usaha pelan-pelan dan mulai dari yang kecil. Meski dimulai dari skala kecil, bisnis akan membesar juga bilan dijalankan dengan benar.

Siap berwirausaha?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com