Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Freeport Sukses Memecah Belah Pihak Indonesia

Kompas.com - 22/11/2015, 17:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus dugaan pemerasan terhadap Freeport Indonesia dan pencatutan nama Presiden Joko Widodo adalah hal yang menarik untuk ditelusuri.

Direktur Global Future Institute (GFI) Hendrajit menyebut bahwa masyarakat harus tahu, apakah betul Ketua DPR Setya Novanto melakukan hal tersebut.

Dalam diskusi yang digelar di warung Komando, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (22/11/2015), Hendrajit menyebut bahwa yang tak kalah penting untuk disoroti adalah kesuksesan Freeport Indonesia memecah belah pihak Indonesia.

"Yang juga harus disoroti, yaitu kesuksesan membelah pemerintah," ujarnya.

Kasus tersebut berawal dari laporan Freeport Indonesia kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said.

Dari rekaman tersebut diketahui, Setya Novanto sempat menawarkan diri untuk membantu perpanjangan kontrak dengan pemerintah.

Dalam rekaman tersebut diketahui, nama Presiden dan nama Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Panjaitan sempat disebut. Alhasil, kegaduhan pun terjadi kembali.

Setya Novanto yang merupakan kader Partai Golkar itu dibela oleh Koalisi Merah Putih (KMP). Di pihak lain, kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menuntut Setya Novanto untuk mundur. Alhasil, hubungan KMP dan pemerintah kembali memanas.

Hendrajit mengingatkan, sebelum kasus Setya Novanto mencuat, Sudirman Said sudah terlebih dahulu mengirimkan surat kepada Freeport Indonesia, yang memberikan lampu hijau untuk perpanjangan kontrak.

Padahal, negosiasi baru boleh dibuka kembali pada 2019, dua tahun sebelum kontrak berakhir.

Mengingat Freeport belum juga memenuhi permintaan pembangunan fasilitas peleburan atau smelter dan divestasi, Hendrajit menilai, makna sebenarnya dari pelaporan Freeport patut dicurigai.

Ia mengaku khawatir karena kini semua pihak hanya fokus pada apa yang diduga dilakukan oleh Setya Novanto.

"Ini digulirkan Freeport melalui sarananya, yaitu Sudirman Said. Media tidak juga ikut membantu mengklarifikasi kejadian sesungguhnya, tetapi terjebak ke hilir, dan tidak membongkar kejadian yang sesungguhnya," ujarnya. (Nurmulia Rekso Purnomo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com