Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gramedia Garap Bisnis Buku Digital

Kompas.com - 23/11/2015, 10:38 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Perkembangan teknologi dan peranti canggih mendorong peningkatan aktivitas berbasis digital. Tak terkecuali kebutuhan membaca buku secara digital. Agar tak tenggelam di tengah modernitas, PT Gramedia Asri Media pun semakin serius mengembangkan bisnis digital.

Gramedia Asri yang merupakan bagian dari Kelompok Kompas Gramedia baru saja menjalin kerja sama bisnis digital.

"Baru-baru ini kami mendapat kontrak pengadaan buku digital dari e-library milik Pemprov DKI Jakarta," ungkap Yosef Adityo N, General Manager Corporate Secretary PT Gramedia Asri Media, kepada Kontan, Kamis (19/11/2015).

Hanya saja, manajemen Gramedia Asri masih merahasiakan detail kontrak itu. Pemilik jaringan toko buku Gramedia tersebut beralasan masih dalam tahap negosiasi. Yang pasti, Gramedia Asri menganggap bisnis buku digital adalah tabungan masa depan.

Meskipun demikian, kontribusi bisnis tersebut terhadap total pendapatan baru sekitar 1 persen. Target perusahaan tersebut adalah menambah sekitar 2.000 judul buku digital. Saat ini telah ada sekitar 12.000 judul buku digital di rak maya toko buku Gramedia.

Upaya mengembangkan bisnis buku digital tak lain juga menjawab tantangan Gramedia Asri saat ini. Mereka tak memungkiri bahwa bisnis buku cetak tengah meredup. Padahal, semula bisnis buku cetak adalah tulang punggung pendapatan perusahaan ini.

Dalam catatan Gramedia Asri, kontribusi pendapatan mereka saat ini yakni 50 persen buku dan 50 persen non-buku. Pendapatan non-buku, semisal penjualan peralatan kantor, sekolah, dan olahraga.

"Tapi sebenarnya, mau seimbang atau tidak, itu tidak menjadi persoalan," aku Yosef.

Pasalnya, Gramedia Asri lebih berfokus pada upaya untuk mempertahankan margin. Perusahaan tersebut tak mempermasalahkan komposisi pendapatan selama margin bisnis tetap menguntungkan. Hitungan mereka, margin bersih bisnis buku dan non-buku sama, yakni 10 persen.

Alasan lain, Gramedia Asri optimistis penurunan bisnis buku cetak hanya siklus sementara. Mereka berkaca dari kondisi penjualan buku cetak di Eropa dan Amerika.

Analisis perusahaan itu, penjualan buku cetak di dua benua tadi kembali mendaki. Padahal, semula juga sempat tergerus perkembangan era digital. Sementara hingga akhir tahun nanti, Gramedia Asri berharap momen liburan akhir tahun bisa menjadi katalis bagi kinerja 2015.

Walaupun demikian, pemasukan saat libur Natal dan pergantian tahun tak setinggi kala pergantian musim ajaran. Catatan historis mereka, penjualan akhir tahun bisa menyumbang hingga 10 persen terhadap total pendapatan.

"Kalau kota tujuan liburan seperti Yogyakarta dan Malang pasti ramai," terang Yosef.

Sepanjang tahun ini, Gramedia Asri memprediksi bisnisnya masih tumbuh 7 persen ketimbang tahun lalu. Itu adalah target yang direvisi karena semula mereka pasang target pertumbuhan kinerja 20 persen.

Perusahaan itu juga merevisi target pembukaan toko buku, dari semula 21 toko menjadi 15 toko buku. (RR Putri Werdiningsih)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber KONTAN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com