Menurut Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Suhaedi, temuan tersebut bersumber dari laporan perbankan ke BI dan hasil penyidikan pihak kepolisian.
"Sampai bulan Oktober 2015 temuan uang palsu mencapai 273.223 lembar. Tahun lalu ada sekitar 121.000 lembar. Ini karena pelaporan masyarakat semakin baik," ujar Suhaedi di Kantor Pusat BI, Senin (23/11/2015).
Berdasarkan laporan bank sentral, 129.795 lembar uang palsu atau 48 persen merupakan temuan bank. Sementara itu, 143.428 lembar uang palsu atau 52 persen merupakan hasil temuan pihak kepolisian.
"Menurut kami ini karena kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai ciri-ciri keaslian rupiah. Temuan uang palsu di Nusa Tenggara Timur, misalnya, dilaporkannya oleh masyarakat yang menyaksikan transaksi mencurigakan di suatu penyeberangan. Kami bangga dengan masyarakat yang melaporkan dan kesigapan aparat kepolisian," jelas Suhaedi.
Adapun pecahan uang palsu yang paling banyak beredar hingga bulan Oktober 2015 ditemukan adalah pecahan Rp 100.000 yang mencapai 202.376 lembar, diikuti pecahan Rp 50.000 sebanyak 59.848 lembar. Adapun uang pecahan Rp 20.000 mencapai 7.065 lembar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.