Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Visi dan Misi Calon Ketum Kadin

Kompas.com - 25/11/2015, 00:07 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Calon ketua umum Kadin periode 2015-2020 hanya diikuti dua peserta. Yakni Rosan Perkasa Roeslani yang merupakan Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Perbankan dan Finansial, serta Rahmat Gobel mantan Menteri Perdagangan.

Saat ini, kedua calon tengah menyampaikan visi dan misi. Kesempatan pertama diberikan kepada Rosan P Roeslani.

Dalam penyampaian visi dan misinya, Rosan menggarisbawahi beberapa persoalan yang ada di Indonesia.

"Bonus demografi yang seharusnya menjadi potensi kini menjadi beban," ucapnya dalam Munas VII Kadin di Bandung, Selasa (24/11/2015).

Hal ini di antaranya disebabkan, pertama ekonomi tidak dikuasai sendiri. Kedua, biaya yang tinggi. Ketiga, produksi dalam negeri kalah bersaing. Keempat, sistem pendidikan yang tidak sinkron dengan industri.

"Namun menyerah bukanlah sebuah pilihan. Kita harus menciptakan local champion menjadi global champion," tuturnya.

Local champion yang dimaksud adalah barang dan produk dalam negeri menjadi juara di negeri sendiri. Dan global champion yakni bagaimana local champion sukses di dunia.

Untuk itu Rosan berjanji akan membuat Kadin menjadi pilihan pertama dan utama mewakili pengusaha.

Ia berjanji mengubah pendekatan pada pembuat kebijakan sehinga ikut aktif dalam kemajuan bangsa.

Dan ia berjanji memilih pengurus yang bisa jadi teladan bagi anggota. Untuk itu, jika menang, ia akan melakukan konsolidasi dan penguatan Kadin Indonesia, provinsi dan kota kabupaten, sehingga bisa menjadi mitra pemerintah.

Secara berkala pihaknya akan menyerahkan report ke seluruh Kadin. "Dalam report itu akan disampaikan potensi opportunity tiap daerah, sehinga tercapai portofolio bisnis," ucapnya.

Sementara itu, Rahmat Gobel mengungkapkan akan melanjutkan visi misi yang sudah ada. Visinya yakni menjadikan Kadin sebagai wadah pelaku udaha nasional yang mendorong terciptanya wirausaha yang kreatif dan inovatif guna memperkokoh pertumbuhan ekonomi nasional menuju negara industri.

Adapun misinya, yakni menjadi mitra setara pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah. Lalu, menjadi wadah penyalur aspirasi dunia usaha nasional yang disegani. Selanjutnya, meningkatkan daya saing industri nasional untuk memenangkan persaingan global dalam pasar bebas dunia.

Kemudian, mengembangkan produk lokal yang berdaya saing dunia untuk meningkatkan ekspor. Lalu, mendorong pengembangan perekonomian untuk meningkatkan konektivitas antar daerah.

Selanjutnya, mendorong penciptaan lapangan kerja melalui pengembangan usaha kecil, menengah dan industri padat karya.

Terakhir, menciptakan hubungan kerja yang sehat. Saat ini pemilihan masih berlangsung dengan sistem musyawarah. Jika dalam 30 menit musyawarah tidak mencapai mufakat akan dilakukan voting.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com