Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembangan Energi Terbarukan Dinilai Perlu Disubsidi

Kompas.com - 29/11/2015, 16:53 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Bambang Prijambodo menekankan perlunya subsidi pemerintah untuk mendorong pengembangan energi terbarukan.

Seelama ini, menurut dia, energi terbarukan hanya menjadi pilihan ketika harga minyak tinggi. (Baca: Dorong Ekonomi Hijau, Norwegia Hibahkan Rp 250 Miliar ke RI)

"Intinya harus ada subsidi, tergantung kemampuan dari kita, bisa dari APBN. Kalau harga minyak turun, produksi relatif lebih mahal, maka harus ada subsidi energi terbarukan," kata Bambang di Jakarta, Minggu (29/11/2015).

Ia menilai, selama ini kebijakan energi nasional sangat dipengaruhi fluktuasi harga.  Jika harga energi fosil melonjak, maka kebijakan pemerintah akan fokus menggenjot energi terbarukan. (Baca: Perlu Terobosan untuk Capai Target Pemakaian Energi Terbarukan)

Sementara itu, jika harga energi fosil menurun, kebijakan yang mendorong pengembangan energi terbarukan dikhawatirkannya akan melorot.

Padahal, lanjut Bambang, energi terbarukan merupakan alternatif bagi energi fosil yang tersu berkurang jumlahnya. (Baca: Energi Terbarukan Bakal Dongkrak Perekonomian Sumba)

Apabila tidak ada subsidi terhadap energi terbarukan, maka Bambang menilai bahwa perbedaan harga antara energi fosil dan terbarukan akan terlampau jauh nantinya.

"Kalau bedanya terlalu besar, bisa meluluhlantakkan energi terbarukan yang diperlukan dalam jangka panjang. Kebijakan harus bergerak di antara volatilitas energi, apakah memungkinkan cross subsidi antara energi. Kalau bisa, energi terbarukan bisa terbangun dan tidak punah di tengah jalan," ujar Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com