Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Renminbi Resmi Bergabung dengan Mata Uang Elite Dunia

Kompas.com - 01/12/2015, 08:31 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

HONGKONG, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional (IMF) memutuskan mata uang Tiongkok, renminbi (RMB), sebagai salah satu mata uang special drawing rights (SDR).  Dengan demikian, RMB bergabung dengan jajaran mata uang dunia yang dipakai dalam SDR.

SDR merupakan aset cadangan yang diciptakan oleh IMF pada tahun 1969.

Keputusan yang disahkan pada Senin (30/11/2015) waktu setempat ini merupakan langkah besar dalam penggunaan RMB dalam bidang perdagangan dan keuangan. 

Sebelumnya, SDR terdiri atas empat mata uang utama, yaitu dollar AS, poundsterling, euro, dan yen. Perhitungan dan pembobotan SDR dievaluasi sekali setiap lima tahun. Sebelum digunakan, SDR harus dikonversikan ke salah satu dari empat mata uang tersebut.

Dengan demikian, RMB bergabung dengan keempat mata uang internasional tersebut.

"Ini adalah momen bersejarah di sektor keuangan internasional bagi negara berkembang, dengan pendapatan per kapita mencapai hampir seperempat ekonomi maju lainnya," sebut kata Eswar Prasad, mantan Kepala Divisi Tiongkok IMF dan profesior senior di Cornell University, Amerika Serikat.

Namun, ucap dia, RMB tidak akan menyaingi status dollar AS sebagai mata uang global yang dominan.

Menurut Managing Director IMF Christine Lagarde, pengakuan RMB ini merupakan sebuah pengakuan atas progres yang telah dilakukan pemerintah Tiongkok dalam beberapa tahun belakangan untuk melakukan reformasi sistem moneter dan keuangan Tiongkok.

"Keberlanjutan dan pendalaman upaya ini akan memberi dampak pada sistem moneter dan finansial yang lebih kuat. Akhirnya, ini akan mendukung pertumbuhan dan stabilitas Tiongkok maupun global," jelas Lagarde.

Beberapa waktu lalu, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan bahwa pengakuan RMB sebagai mata uang internasional adalah sebuah kebanggaan bagi Tiongkok. Pengakuan IMF ini, kata Xi, merupakan sebuah prioritas kebijakan ekonomi tertinggi.

"Status baru renminbi ini akan memperbaiki sistem moneter internasional dan menjadi pelindung stabilitas keuangan global," terang Xi.

Baca juga: Cadangan Devisa China Melorot 43,3 Miliar Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com