Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Youth, Women, dan Netizen Jawaban Ekonomi di Masa Sulit

Kompas.com - 01/12/2015, 14:17 WIB
KOMPAS.com - Ada tiga subkultur yang menjadi motor penggerak dinamika pasar di era sekarang ini. Ketiganya adalah Youth, Women, dan Netizen (YWN).  Tiga komunitas ini menjadi komunitas yang powerful sekaligus menjadi influencer yang patut diperhatikan oleh pemasar di era New Wave Marketing ini.

Dengan kata lain, strategi mendekati ketiganya menjadi salah satu strategi pemasar dalam memenangi persaingan.  

Siapa YWN itu sebenarnya dan strategi apa yang bisa diterapkan untuk merebut hati ketiga segmen istimewa tersebut? MarkPlus, Inc. kembali akan membahasnya secara komprehensif dalam MarkPlus Conference 2016, 10 Desember 2015 di The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place.

Konferensi tahunan pemasaran terbesar di Asia yang ke-10 kalinya ini mengusung tema “NEW MARKET + NEW MARKETING IN CHALLENGING TIMES, WHAT IS YOUR GROWTH ACTIONS?”
MarkPlus Conference akan menghadirkan diskusi komprehensif mengenai fenomena pemasaran masa kini – termasuk dinamika YWN tersebut. Apa saja yang akan dibahas?

Youth: Content Marketing in Action

Di era digital, Content is The New Ad. Bahkan #Hashtag is The New Tagline. Pemasar yang cuek terhadap fenomena content marketing akan ketinggalan terutama oleh brand-brand yang menyasar segmen anak muda. Sebab, anak muda selalu menginginkan sesuatu yang baru dan segar dalam setiap konten yang dikemas.

Panel diskusi ini akan mengupas strategi brand-brand hebat di Indonesia dalam menciptakan konten yang mumpuni untuk merebut segmen anak muda ini. Termasuk juga membahas cara mengukur kesuksesan sebuah content marketing.

Women: Digital Selling in Action

Salah satu temuan riset MarkPlus terkait segmen perempuan adalah pada masa sulit, keputusan pembelian konsumen akan lebih rasional. Perempuan Indonesia tidak hanya memperhatikan lifestyle dan pengakuan, tetapi juga aspek value.

Selain itu, advokasi yang dilakukan perempuan Indonesia pun makin dominan, baik di media offline dan online. Mereka tidak segan-segan memuji sepenuh hati brand yang diidolakan, memasang foto di akun media sosial, dan melakukan “promosi gratis” untuk brand tersebut.

Dalam konteks tersebut, digital selling menjadi semakin relevan. Digital platform menjadi jawaban untuk memenuhi kecemasan (anxieties)dan hasrat (desire) kaum perempuan saat ini.

Netizen: O2O Commerce in Action

Berkembangnya teknologi informasi yang berbasis internet telah membuat banyak pemasar berlomba memiliki kanal online. Situs e-commerce pun kini tengah menjadi tren yang makin berkembang.

Selain karena biayanya yang relatif lebih murah, kanal online dipandang sebagai cara yang lebih mudah, cepat, dan mampu menjangkau lebih banyak customer ketimbang kanal offline.

Meski online makin mendominasi, kanal offline tidaklah mati atau tidak dibutuhkan. Kanal offline inilah yang menandai kehadiran nyata sebuah sebuah brand di mata customer.

Offline juga diminati oleh customer karena dipandang lebih aman. Beberapa pemasar menyadari hal ini dan memilih untuk mengintegrasikan keduanya. Integrasi ini disebut dengan istilah O2O commerce (online-to-offline commerce).

Di sesi ini, para pembicara terkait akan membagikan pengalaman mereka dalam mengintegrasikan dua kanal tersebut. Termasuk memaparkan benefit dari integrasi offline-online ini.

www.markplusconference.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com