Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mundur Sebagai Dirjen Pajak, Sigit Mengaku "Plong"

Kompas.com - 02/12/2015, 19:27 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sigit Priadi Pramudito menyatakan mundur dari jabatan Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak.

Tidak lagi menjabat sebagai Dirjen, Sigit kini mengaku merasa lega alias plong.

Meskipun tidak lagi menjabat Dirjen Pajak, Sigit mengatakan dirinya tetap berupaya membantu meningkatkan penerimaan pajak.

Ia pun menegaskan komitmennya untuk membantu Ken Dwijugiasteadi yang kini menggantikan dirinya sebagai Plt Dirjen Pajak.

"Saya plong. Saya tetap membantu Pak Ken untuk mencari penerimaan (pajak), cuma saya lebih leluasa bergerak. Kalau kemarin kan ada rapat sana rapat sini," kata Sigit ketika ditemui di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Rabu (2/12/2015).

Sigit menampik bahwa pengunduran dirinya ini terkesan terburu-buru dan mendadak. Dia mengaku sudah sejak lama memikirkan rencana untuk mengundurkan diri, yakni sejak bulan September 2015 lalu.

"Saya sudah lama memikirkan. Bulan September saya minta maaf kepada DPR. Saya mau mundur karena sudah bertambah shortfall (selisih penerimaan pajak) dari Rp 120 triliun jatuh ke Rp 160 triliun. Saya sudah malu itu. Naik lagi jadi Rp 185 triliun dan tambah sekarang naik lagi menjadi Rp 225 triliun kira-kira shortfall-nya," ujar Sigit.

Pengunduran diri Sigit disebabkan karena dirinya merasa gagal tidak mencapai target penerimaan pajak tahun ini, yakni di atas 85 persen.

Untuk mencapai target itu, Ditjen Pajak harus mengumpulkan minimal Rp 1.099 triliun.

Sigit menghitung, penerimaan pajak hanya 80 hingga 82 persen pada akhir tahun 2015 ini. Hingga 22 November 2015, realisasi pajak sekitar Rp 828,93 triliun, atau baru 64 persen dari total target yang terpancang pada APBN-P 2015 sebesar Rp 1.294 triliun.

"Pengunduran ini semata-mata sebagai bentuk tanggung jawab saya yang tidak berhasil memimpin DJP dalam mencapai target penerimaan pajak yang dapat ditolerir, atau di atas 85 persen," tulis Sigit lewat SMS yang beredar di kalangan wartawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Whats New
Kredivo Bidik Penyaluran Pembiayaan Produktif Tembus 10 Persen

Kredivo Bidik Penyaluran Pembiayaan Produktif Tembus 10 Persen

Whats New
Grant Thornton: Perusahaan Multinasional Perlu Taat Aturan 'Transfer Pricing'

Grant Thornton: Perusahaan Multinasional Perlu Taat Aturan "Transfer Pricing"

Whats New
OJK Sebut Pangsa Pasar Perbankan Syariah Capai 7,38 Persen Per Maret 2024

OJK Sebut Pangsa Pasar Perbankan Syariah Capai 7,38 Persen Per Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com