Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Swasembada, Seribu Indukan Datang dari Australia

Kompas.com - 03/12/2015, 21:54 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis


KOMPAS.com - Sebanyak 1.000 sapi indukan hasil impor dari Australia  tiba di Pelabuhan Panjang, Lampung, Kamis (3/12/2015). Sapi-sapi ini akan dipakai untuk meningkatkan kapasitas pembiakan (breeding) sapi wagyu, demi mengejar target swasembada.

"Kami mulai dari mengawinkan sapi lalu beranak, kemudian anaknya siap potong. Bisa (memakan waktu) 2,5 sampai 3 tahun," kata Head of Breeding PT Santosa Agrindo (Santori), Dayan Antoni, saat penyerahan. Santori adalah pengimpor indukan sapi dari Australia tersebut.

Menurut Dayan, selain jangka waktunya panjang, usaha pembiakan memerlukan biaya cukup besar. "Untuk menghasilkan satu ekor sapi dari membuntingkan induk hingga anak lahir dan menjadi sapi siap potong berbobot sekitar 370 kilogram membutuhkan biaya sekitar Rp 17 juta," papar dia.

Sudah begitu, pembiakan juga tak bebas risiko. Salah satu risikonya adalah kematian sapi saat proses pembiakan. Hal ini berbeda dengan penggemukan sapi yang prosesnya hanya memakan waktu empat bulan dengan biaya lebih rendah. "Hampir tidak ada orang mau bisnis di sini. Boleh dibilang rugilah. Semua larinya di penggemukan (sapi)," ucap Dayan.

Padahal, kata Dayan, Indonesia perlu meningkatkan populasi sapi seiring konsumsi daging pasar yang kini mencapai 2,59 kilogram per kapita per tahun. Upaya ini penting untuk mengurangi ketergantungan daging sapi impor sekaligus mendorong program swasembada sapi nasional.

Untuk memancing investor berinvestasi di ranah breeding sapi, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian menyederhanakan protokol kesehatan hewan impor sapi indukan.

Salah satu penyederhanaan itu adalah mengurangi masa karantina di negara asal, dari 14 hari menjadi tujuh hari. Pengurangan ini menurunkan biaya dari 220 dollar AS menjadi 50 dollar AS per ekor sapi.

"Impor (daging sapi) itu opsi terakhir. Utamanya harus budi daya (breeding) supaya ada kegiatan ekonominya. Kalau impor pun ya impor sapi indukan," ujar Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Muladno.

Merujuk riset Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Muladno mengatakan Indonesia butuh pasokan 500.000 indukan sapi dalam empat tahun ke depan, untuk mewujudkan swasembada. Namun, pada tahun ini realisasinya baru 5 persen dari angka ideal tersebut.

"Karena itu saya mengapresiasi peran perusahaan yang mau mengambil usaha (breeding sapi) ini," ujar Muladno. Seribu indukan sapi ini merupakan keturunan sapi Simmental F1, yang hasil penggemukannya kelak akan memenuhi kebutuhan daging untuk DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com