Oleh: Jazak Yus Afriansyah
@jazakYA
KOMPAS.com - Ungkapan bahwa “tidak ada kenyamanan dalam zona pertumbuhan, dan sebaliknya tidak pertumbuhan dalam zona kenyamanan” secara utuh memberikan pesan kepada kita bahwa hakikatnya saya dan Anda membutuhkan tekanan.
Apakah Anda setuju dengan anjuran di atas? Atau Anda memiliki pandangan yang berbeda?
Bahkan jika kita telaah lebih lanjut, tekanan berperan dalam membentuk hal ikhwal seluruh kehidupan umat manusia, ini artinya tekanan adalah bagian dari kehidupan, dan kehidupan akan senantiasa diwarnai dengan aneka tekanan.
Sayangnya banyak di antara kita, bahkan penulis sendiri sempat mengeluh mengapa dalam hidup ini selalu saja ada tekanan. Baik itu tekanan di kehidupan pribadi, terkhusus tekanan pada kehidupan profesional dan bisnis kita.
Lantas adakah di antara kita yang sama sekali tidak pernah mendapatkan tekanan?
Sejarah membuktikan orang-orang yang hebat sebagian besar atau bahkan mungkin seluruhnya adalah mereka yang tumbuh berkembang dengan aneka tekanan dan kesulitan.
Dalam konteks makro kita bisa menyaksikan bangsa-bangsa yang maju dan kuat adalah ketika bangsa itu berani menghadapi tekanan yang dihadapi, khususnya tekanan sumber daya alam yang sangat minim.
Juga sebaliknya, ketika kita melihat sebuah bangsa yang terlalu dimanjakan oleh sumber daya yang melimpah, malah menjadi negara yang malas dan mengalami kemunduran secara teratur, bahkan menjadi “mainan” oleh bangsa lain yang berwatak rakus.
Jadi, mulai saat ini tidak perlu kita mempertanyakan lagi mengapa selalu ada tekanan, yang harus kita lakukan adalah menemukan hikmah mulia bagaimana “memainkan” tekanan untuk kemajuan kita. Ada banyak cara untuk mengolah tekanan menjadi kekuatan untuk kemajuan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.