Hal itu termasuk untuk sinergi dua BUMN yang bergerak dalam bisnis gas, PT Pertagas anak usaha PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Nasional (Persero) Tbk.
"Kemarin Pak Dwi, Bu Yenny dan Pak Hendi sudah bertemu. Pak Jokowi memang terus menekankan sinergi, tapi ini bukan berarti merger," kata Rini dalam sambutan di Forum BUMN, Jakarta, Kamis (10/12/2015).
Meski tidak perlu merger, Rini berharap di antara kedua BUMN itu tidak saling mengganggu perencanaan bisnis satu dan yang lain.
"Jangan sampai Pertagas bangun pipa, PGN juga bangun di jalur yang sama. Buat apa? Itu kan investasi yang dobel," kata Rini.
Apabila perencanaan diantara Pertagas dan PGN tidak saling tumpang tindih, maka masyarakat konsumen yang bisa dijangkau juga lebih luas.
"Semua rumah di Indonesia bisa tersambung gas. Jadi, jangan melakukan hal yang untuk tujuan sama. Sharing aja," tegas Rini.
Bukan kali ini saja Rini menyinggung soal Pertamina dan PGN. Sebelumnya, dalam paparan kinerja setahun Kementerian BUMN, Rini menyampaikan kekecewaannya lantaran belum adanya sinergi antara Pertagas dan PGN. (Baca: Setahun Kinerja BUMN, Rini Akui Sinergi Pertagas-PGN Jalan di Tempat )
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.