Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhan Mereka, Peluang bagi Kita

Kompas.com - 14/12/2015, 08:46 WIB

Oleh Jazak Yus Afriansyah
@jazakYA

KOMPAS.com - Umumnya manusia, tidak akan pernah sudi menerima keluhan. Apalagi jika keluhan tersebut terkadang tidak relevan dengan apa yang menjadi tanggung jawabnya. atau dengan kata lain tidak semua dari kita rela menerima keluhan yang tidak “nyambung” dengan situasi dan kondisi yang kita hadapi.

"Ah itu hanya akan menambah beban saya saja! Buat apa ditanggapi?” demikian yang sering kita ungkapkan.

Bagaimana dengan Anda, apakah juga sering mendapatkan kiriman keluhan?

Apalagi jika kita tengok kondisi saat ini, di mana banyak sekali rekan-rekan yang mengeluh dan bertanya-tanya mengapa segala sesuatu menjadi lebih sulit dari biasanya? Mengapa omzet penjualan saya turun? Mengapa tiba-tiba klien membatalkan deal yang bernilai miliaran rupiah? Apa yang terjadi sehingga saya sulit sekali mendapatkan pekerjaan?

Padahal jika kita mau menyelami lebih dalam lagi, pada hakikatnya semua keluhan tersebut mengandung banyak sekali hikmah serta peluang yang bisa kita optimalkan untuk kemajuan dan pertumbuhan bisnis dan karier kita.

Nah, daripada kita ikut-ikutan mengeluh, lebih baik kita lihat dan pahami keluhan tersebut dari sudut pandang yang berbeda. Mari kita tatap keluhan tersebut dengan menggunakan pendekatan Otak Miring (baca: Dahsyatnya Otak Miring).

Siapa tahu kita bisa mendapatkan sesuatu yang bermakna dahsyat dibalik semua keluhan yang disampaikan khalayak ramai.

Keluhan memang Peluang!

Akibat banyaknya orang mengeluh macet dan sulit mendapatkan parkir ketika berbelanja di mal konvesional, menimbulkan peluang berbelanja via online, bahasa kerennya e-commerce yang saat ini kita lihat pertumbuhannya sangat menakjubkan.

Dengan belanja online orang tidak perlu repot antri, dan pastinya tidak akan mengalami macet yang menyakitkan lahir dan bathin.

Disebabkan banyaknya orang mengeluh repotnya mengurus pesta pernikahan, maka menimbulkan peluang Wedding Organizer yang menggiurkan. Juga karena banyak karyawan mengeluh betapa repotnya mengurus sebuah Rapat Kerja Tahunan yang melibatkan ratusan bahkan ribuan karyawan maka menghadirkan peluang Event Organizer.

Paling up to date, semakin banyak warga Ibukota yang berteriak mengeluhkan kemacetan yang semakin tidak terkendali, melahirkan peluang moda transportasi alternatif yang inovatif seperti, Grab bike, Go Jek, Lady Jek, dan sejenisnya.

Anda yang saat ini sedang merintis usaha start up pasti membutuhkan sarana kantor, karena keluhan sewa kantor yang sangat mahal maka ini ditangkap sebagai peluang untuk menghadirkan Sharing Office.

Sharing Office merupakansebuah konsep sewa perkantoran baru dengan harga terjangkau serta fasilitas layaknya kantor. Saat ini konsep tersebut semakin menjamur dan digemari oleh para perintis usaha.

Jadi pada hakikatnya keluhan mereka pasti adalah peluang bagi kita. Yang terpenting adalah jangan pernah surut untuk berdekatan dengan semua keluhan yang kita dengar, kita terima, atau yang kita rasakan.

Kenali dan Tangkap Keluhan Itu!

Karena ketika keluhan tersebut hadir tanpa kita undang, sejatinya itu adalah peluang yang sedang menghampiri kita. Pertanyaannya adalah bagaimana cara menangkap peluang pada setiap keluhan?

Berikut saya persembahkan beberapa cara menjaring peluang itu, dan cara pertama yang kita kaji pada kesempatan ini adalah dengan mengidentifikasi besarnya potensi atau peluang dibalik setiap keluhan. Serta bagaimana mengenali keluhan apa yang paling besar kemungkinannya untuk diubah menjadi peluang.

Keluhan yang memiliki potensi paling besar untuk menunjang pertumbuhan dan kemajuan kita adalah keluhan yang memiliki karakteristik paling sering diungkapkan atau memiliki frekuensi yang tinggi disampaikan di ruang publik. Oleh sebab itu rajinlah kita mencermati di dunia maya, khususnya di Media Sosial, ocehan serta kicauan apa yang paling sering diungkapkan oleh rakyat.

Karakter kedua, adalah volume atau besarnya keluhan tersebut. Jika keluhan tersebut memiliki ukuran yang sangat masif atau besar, maka inilah “Tambang Emas” itu. Ciri kedua ini bisa dilihat apakah keluhan tersebut terjadi hampir di kota besar misalnya, atau secara dominan terjadi di seluruh kota, nasional, atau bahkan sekala global.

Karakter ketiga, ialah apakah keluhan tersebut secara nyata berhubungan dengan hajat hidup orang banyak? Jika jawabannya adalah ya, maka ini berarti keluhan tersebut pantas untuk kita tangkap dan secepatnya  kita olah menjadi peluang.

Tiga karakter keluhan di atas untuk edisi ini sudah sangat cukup sebagai sinyal bagi Anda dan saya guna segera menangkapnya lantas mengubahnya menjadi peluang untuk pertumbuhan bisnis dan karir kita.

Salam Sukses Selalu untuk Anda!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com