Data Bloomberg menunjukkan, siang tadi, harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengantaran Januari turun sebesar 35 sen menjadi 35,27 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Pada pukul 15.35 waktu Singapura, harga kontrak yang sama ditransaksikan di level 35,51 dollar AS per barel.
Pada Jumat (11/12/2015) lalu, harga kontrak minyak WTI merosot 1,14 dollar AS menjadi 35,62 dollar AS per barel. Ini merupakan level terendah sejak Februari 2009.
Penurunan harga minyak dipicu oleh sejumlah faktor. Pertama, pemerintah Iran berkomitmen untuk meningkatkan ekspor minyak mentahnya.
"Iran tidak akan menunda rencananya untuk melakukan pengiriman minyak ke luar negeri, meskipun harga minyak terus menurun," jelas Amir Hossein Zamaninia, deputy oil minister for international and commerce affairs.
Kedua, ada prediksi, suplai minyak dunia yang saat ini sudah berlebih masih akan terus berlanjut hingga akhir 2016.
Pemicunya, permintaan minyak dunia melemah dan Organization Petroleum Exporting Countries (OPEC) terus berkomitmen untuk memaksimalkan produksi minyak.
"Perang harga minyak akan menyeret kejatuhan harga minyak hingga akhir tahun. Arab Saudi tidak akan mampu memangkas produksinya. Di sisi lain, Iran terus meningkatkan produksi," papar Hong Sung Ki, commodities analyst Samsung Futures Inc di Seoul.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.