Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adakah Perusahaan Nasional yang Usianya di Atas 100 Tahun?

Kompas.com - 16/12/2015, 05:19 WIB

Saya tertegun mendengarkannya. Apalagi tahun depan BRI akan meluncurkan Microfinance institute bekerjasama dengan salah satu institusi pendidikan di Amerika Serikat.

Bahkan sedang dipersiapkan Innovation Center untuk menampung gagasan-gagasan inovasi dari para stakeholder-nya.

Itulah yang membuat perusahaan di usia lanjut tak berubah menjadi tua dan renta seperti layaknya kita, manusia. Dan saya kita kita bisa banyak belajar dari BRI yang kuncinya adalah SDM.

Di negara kita, banyak perusahaan yang usianya belum lagi mencapai 30 tahun, kinerjanya sudah seperti orang jompo.

Jalannya lambat, terseok-seok. Kesannya, mati segan hidup tak mau. Setiap rapat manajemen, yang dibahas melulu bagaimana melakukan penghematan biaya atau pemangkasan anggaran. Bukan membahas bagaimana memperbesar pangsa pasar, cara masuk ke segmen-segmen baru, atau melahirkan produk-produk yang inovatif.

BRI tidak begitu. Malah sebaliknya, semakin tua semakin lincah. Nah, supaya ini bisa menjadi pembelajaran, saya lihat ada beberapa faktor.

Pertama, jelas inovasi seperti yang saya contohkan di atas.

Kedua, inovasi itu basisnya adalah pengembangan SDM. Meski nasabah BRI kebanyakan wong cilik, karyawan yang melayani adalah tenaga-tenaga berpendidikan.

Mereka terus dilatih, dan sebagian di antaranya dikirimkan ke lembaga-lembaga pendidikan, baik di dalam maupun di luar negeri, untuk melanjutkan pendidikannya.

Ketiga, Innovation Centre. Anda tahu, inovasi atau ide-ide bisnis tak harus selalu datang dari lingkungan internal. Ia bisa datang dari lingkungan eksternal, atau saya sering menyebut inovasi yang datang dari ekosistem bisnisnya.

Inilah yang dilakukan BRI dengan Innovation Centre-nya. Unit inilah yang menampung masukan, saran dan ide-ide dari stakeholders BRI, seperti para petani dan nelayan, serta nasabah lainnya.

Contohnya, untuk melayani nasabah nelayan—dan sesuai dengan masukan dari mereka, BRI mengembangkan bank terapung yang saya ceritakan tadi.

Dengan cara seperti ini, produk atau jasa yang dikeluarkan BRI selalu nyambung dengan kebutuhan nasabahnya. Sebab, idenya memang datang langsung dari mereka.

Keempat, teknologi. Anda tahu, BRI adalah bank pertama di dunia yang memiliki satelit. Dengan satelit ini, BRI bakal memiliki akses untuk melayani nasabah-nasabah yang berada di daerah-daerah terpencil. Ini akan membuat BRI semakin sulit disaingi oleh bank-bank lain.

Saya berharap ulasan tentang BRI ini bisa menjadi inspirasi bagi perusahaan-perusahaan nasional yang ingin usianya menembus 100 tahun, atau lebih.

Sudah terlalu sering kita bahas perusahaan asing, kini saatnya menghargai kemampuan bangsa sendiri.

Menurut perkiraan Arie de Geus dalam bukunya The Living Company, rata-rata harapan hidup perusahaan adalah dua sampai -tiga abad. Dan BRI, saya yakin, bakal lebih.


ist Prof Rhenald Kasali
Prof Rhenald Kasali adalah Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Pria bergelar PhD dari University of Illinois ini juga banyak memiliki pengalaman dalam memimpin transformasi, antara lain menjadi anggota Pansel KPK sebanyak 4 kali dan menjadi praktisi manajemen. Ia mendirikan Rumah Perubahan, yang menjadi acuan dari bisnis sosial di kalangan para akademisi dan penggiat sosial yang didasari entrepreneurship dan kemandirian. Terakhir, buku yang ditulis berjudul Self Driving: Menjadi Driver atau Passenger.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com