Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo mengatakan, apabila target penerimaan pajak 2016 naik 5,74 persen dari realisasi penerimaan 2015, maka kenaikan sebenarnya adalah 30 persen.
Hal itu disebabkan short fall penerimaan pajak tahun 2015 diperkirakan meleset 25 persen dari target yang mencapai Rp 1.294 triliun.
"Kalau short fall terlalu dalam, 2016 target dinaikkan lagi, kita pasti akan berdarah-darah," kata Yustinus dalam sebuah diskusi, di Jakarta, Rabu (16/12/2015).
Diperkirakan penerimaan pajak tahun ini hanya terealisasi sebesar Rp 1.061 triliun, atau 82 persen dari target dalam APBN Perubahan 2015.
Yustinus menyarankan, pemerintah realistis meningkatkan target penerimaan pajak 2016, sebesar 15 persen dari tealisasi penerimaan 2015, atau sebesar Rp 1.220 triliun.
"Saya yakin kalau naiknya gradual, konsisten, 2019 akan bagus pajak kita," kata Yustinus.
Target penerimaan pajak Rp 1.220 triliun menurut Yustinus cukup moderat. Target itu juga sudah termasuk kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) apabila sudah bisa diimplementasikan.
Sebagai informasi dalam APBN 2016 penerimaan pajak ditargetkan Rp 1.360 triliun. Penerimaan pajak terdiri dari PPh Migas sebesar Rp 41 triliun, PPh non-migas sebesar Rp 716 triliun, PBB sebesar Rp 19 triliun, PPN dan PPnBM sebesar Rp 572 triliun, dan pajak lainnya sebesar Rp 12 triliun.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.