ULN tersebut terdiri dari ULN sektor publik sebesar 136,6 miliar dollar AS atau 44,92 persen dari total ULN dan ULN sektor swasta 167,5 miliar dollar AS atau 55,08 persen dari total ULN.
"Perlambatan pertumbuhan ULN pada Oktober 2015 terjadi utamanya pada ULN sektor swasta. ULN sektor swasta tumbuh 2,75 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,18 persen (yoy), terutama dipengaruhi oleh ULN Bank," tulis BI dalam keterangan resmi, Jumat (18/12/2015).
Sementara itu, ULN sektor publik tumbuh 2,59 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 0,95 persen (yoy).
Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang (86,36 persen dari total ULN).
ULN berjangka panjang pada Oktober 2015 mencapai 262,7 miliar dollar AS, tumbuh 5,38 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan September 2015 yang sebesar 4,62 persen (yoy).
Sementara itu ULN berjangka pendek mengalami kontraksi yang lebih dalam dibandingkan kontraksi sebelumnya yaitu dari -7,23 persen (yoy) pada September 2015 menjadi -11,67 persen (yoy) pada Oktober 2015.
BI menilai perkembangan ULN Oktober 2015 masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian.
Ke depan, bank sentral akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta.
"Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas makroekonomi," ujar BI.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.