Pembentukan holding sektor perbankan merupakan salah satu dari 14 sektor yang bakal diajukan Kementerian BUMN ke Presiden. Jika berjalan lancar, proses holding perbankan BUMN bakal selesai di 2018 mendatang.
“Kami masih berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Keuangan, dan DPR untuk konsultasi lebih lanjut,” kata Gatot Trihargo, Deputi Bidang Jasa Keuangan Kementerian BUMN, akhir pekan lalu.
Pembentukan holding bank ini mirip dengan rencana lama pemerintah: Indonesian Bank Holding Company (IBHC).
Nantinya, empat bank BUMN yaitu Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), serta Bank Tabungan Negara (BTN) akan berkedudukan setara. “Mirip dengan Temasek di Singapura dan Khazanah di Malaysia,” ungkap Gatot.
Salah satu kendaraan untuk mewujudkan holding adalah ATM terintegrasi. Tahun depan, Gatot menyatakan, akan ada beberapa merger produk lain yang tercipta. Misalnya, mesin electronic data capture (EDC) terintegrasi.
Dari rencana pembentukan holding tersebut, Gatot mencatat setidaknya ada enam manfaat yang bisa diperoleh bank BUMN. Pertama, kapasitas pemberian kredit menjadi lebih baik.
Kedua, optimalisasi aset bank-bank BUMN. Ketiga, tercipta database (pusat data) terintegrasi.
Manfaat keempat, efisien dari segi belanja modal. Kelima, sinergi pemberian dividen. Keenam, meningkatkan nilai perusahaan atau rating ketika ingin mencari pendanaan lewat surat utang.
Dukungan mengalir
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.