Makson, warga Kecamatan Krayan Selatan di Nunukan, Kamis (24/12/2015), mengungkapkan, keberadaan garam gunung di Krayan dan Krayan Selatan unik karena bahan bakunya (air asin) berada di gunung.
Ia menambahkan, selain diperjualbelikan di Brunei Darussalam, garam gunung juga banyak beredar di Negeri Sarawak, Malaysia.
Kedua negara itu menjadi jalur pemasaran garam gunung yang justru belum banyak dikenal masyarakat di Indonesia.
Air asin yang digunakan berasal dari sumur-sumur tertentu sejak dahulu kala dengan cara dimasak sebagai proses pembekuan dengan menggunakan kayu bakar kemudian dijemur.
Produksi garam gunung sangat terbatas karena sumur-sumur yang mengandung air asin tersebut sebagian tidak dikelola dengan baik sehubungan minimnya modal warga masyarakat dan keterbatasan pemasarannya.
Selama ini, kata Makson, produksi garam dijual kepada pedagang asal Negeri Sarawak dan Brunei Darussalam yang datang ke Kecamatan Krayan dan Krayan Selatan secara langsung memborong untuk dijual di negaranya.
"Proses pembuatan garam gunung di Kecamatan Krayan dan Krayan Selatan sangat alami dengan cara dimasak untuk pembekuan. Pedagang dari Sarawak dan Brunai Darussalam datang membeli di tempat," ujar Makson
Makson mengungkapkan, harga pasaran garam tersebut Rp 3.000 per bungkus menggunakan daun nipah dengan berat diperkirakan 0,5 kilogram.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.